Liputan6.com, Jakarta - Ericsson baru saja menggelar demo 5G perdana di Indonesia. Uji coba ini dilakukan bersamaan dengan peringatan 110 tahun kehadiran perusahaan asal Swedia tersebut di Tanah Air.
Demo yang dilakukan ini mencakup 5G test bed, 5G New Radio (NR), dan penggunaan lain termasuk tangan robot sensor gerak dan video streaming 4K secara live. Ericsson menghadirkan demo 5G ini selama tiga hari.
"Pada 2022 kami memproyeksikan ada 550 juta pendaftar yang memakai layanan 5G. Namun sebenarnya, teknologi ini sekarang sudah berkembang dengan 4G sebagai dasarnya," ujar Presiden Direktur Ericsson Indonesia dan Timor Leste Thomas Jul saat demo 5G dari Ericsson di Jakarta, Senin (3/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, teknologi 5G dipastikan akan lebih besar ketimbang pendahulunya, dan menawarkan fungsi yang lebih beragam untuk perkembangan industri.
Setidaknya ada empat layanan yang bakal didukung layanan 5G, seperti fixed wireless access, factory otomation, connected transport, dan extreme mobile broadband.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang turut hadir dalam acara tersebut tak memungkiri teknologi 5G mulai dikembangkan saat ini. Namun hal lain yang tak kalah penting dari pengembangan teknologi tersebut adalah model bisnis yang nantinya akan diterapkan.
Pria yang akrab disebut Chief RA itu menuturkan adopsi 5G secara tak langsung akan memiliki konsekuensi bagi operator. Alasannya, 5G membutuhkan spektrum yang lebih luas dan membutuhkan biaya yang lebih besar. Karena itu, konsolidasi antara operator merupakan hal penting.
"Hal ini sejalan dengan harapan saya pada 2020 hanya ada 3 atau 4 operator. Dengan demikian, industri telekomunikasi dapat lebih efisien sejalan dengan biaya yang dikeluarkan sehingga skala ekonominya bisa meningkat," ujarnya menjelaskan.
Test bed 5G milik Ericsson mencakup semua fungsi yang dibutuhkan untuk uji coba pra-komersial atau uji coba sebelum komersialisasi. Fitur-fitur yang dihadirkan juga mencakup beam forming dan tracking, multi-user MIMO, transmisi multi-situs, rancangan super ramping dan dynamic TDD.
Dalam uji coba 5G yang dilakukan, kecepatan puncak yang berhasil dicatat mencapai 5,75Gbps dengan latensi serendah 3m/s. Latensi rendah yang dihasilkan ditunjukkan dengan demo pengoperasian tangan robot berbasis motion-sensing. Jadi, jeda waktu antara pengendali dan robot tak berbeda jauh.
Kemampuan lain dari 5G yang juga ditunjukkan adalah video streaming konten 4K dari server ke radio base station yang dikirimkan ke perangkat 5G pengguna untuk ditampilkan di layar TV 4K. Penggunaan radio 5G juga dapat mendukung pemutaran video beresolusi 4K ke ratusan pengguna sekaligus.
(Dam/Ysl)