Sukses

Hacker Korea Utara Bidik Bank di Seluruh Dunia, Indonesia?

Hacker Korea Utara dikabarkan membidik bank di seluruh dunia sebagai sasaran serangan siber, Indonesia termasuk salah satunya?

Liputan6.com, Jakarta - Operasi kejahatan siber di Korea Utara kian berkembang dan berani, bahkan mereka ditengarai menargetkan operasinya ke institusi finansial di seluruh dunia.

Mengutip laporan CNN, Minggu (9/4/2017), hacker Korea Utara kini terhubung untuk menyerang sejumlah bank di 18 negara, demikian dilaporkan oleh perusahaan keamanan Rusia, Kaspersky.

Ahli keamanan siber internasional menduga, uang yang dicuri itu bakal digunakan untuk memajukan perkembangan senjata nuklir Korea Utara. Sebelumnya, ahli keamanan mengidentifikasi upaya kejahatan siber yang menyerang perbankan seperti di Bangladesh, Ekuador, Filipina, dan Vietnam.

Meski begitu, Kaspersky menyatakan bahwa operasi peretasan oleh hacker yang menyatakan diri sebagai Lazarus juga menyerang lembaga keuangan di Costa Rica, Ethiopia, Gabon, India, Indonesia, Kenya, Malaysia, Nigeria, Polandia, Taiwan, dan Uruguay.

Menurut ahli dari Kaspersky, ketika ditelusuri, kelompok hacker kembali ke Korea Utara. Untuk menyembunyikan lokasi mereka, para hacker biasanya melancarkan aksi serangan siber dari server komputer yang jauh dari tempat asalnya. Kaspersky juga menyebut, beberapa lokasi yang kerap dipakai adalah Perancis, Korea Selatan, dan Taiwan.

Walaupun sangat rapi, para hacker itu melakukan satu kesalahan, yakni terdapat bukti bahwa ada koneksi yang datang dari Korea Utara.

"Korea Utara merupakan hal yang penting dalam hal ini," tutur Ketua tim peneliti keamanan Kaspersky Asia Pasifik Vitaly Kamluk.

Diungkapkan, sasaran kejahatan siber Korea Utara telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2013, Korea Selatan menuduh Korea Utara bertanggung jawab atas peretasan sejumlah bank dan stasiun televisi mereka.

2 dari 2 halaman

Jejak Lazarus

Setahun kemudian, pemerintah AS juga menyalahkan negara yang dipimpin Kim Jong-un itu dalam peretasan Sony Pictures. Lazarus diketahui bertanggung jawab atas kedua serangan masif itu.

Kemudian, menurut ahli keamanan dari berbagai perusahaan, pada akhir 2015, Lazarus mengubah fokus serangan mereka ke sistem keuangan global. Terbaru, korban mereka adalah sebuah bank komersil Vietnam, Gabon, dan Nigeria.

Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Meski sebagian besar serangan siber itu tak berhasil mendapatkan sejumlah uang, Symantec menyebut sebagian lagi berhasil menghasilkan uang dengan metode yang makin canggih. Misalnya saja saat meretas sebuah situs di Polandia, para hacker menanamkan kode berbahaya ke laman tersebut.

Bukan hanya itu, kecanggihan hacker juga terlihat dari upaya Lazarus dalam membuat daftar 150 laman yang dijadikan sasaran.

CNN sempat melakukan penelusuran terhadap daftar tersebut, diketahui alamat tersebut di antaranya milik Bank Dunia, bank sentral Brazil, Chili, Estonia, Meksiko, dan Venezuela.

(Tin/Isk)