Sukses

Facebook Bentuk Konsorsium untuk Lawan Hoax

Bersama perusahaan teknologi lain, akademisi, dan lembaga nonprofit, Facebook menggelontorkan dana sebesar US$ 14 juta untuk program ini.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook memastikan diri menjadi salah satu perusahaan teknologi yang ikut mendorong sebuah inisiatif untuk melawan berita palsu atau hoax.

Jejaring sosial itu bersama sejumlah perusahaan teknologi lain, akademisi, dan lembaga nonprofit menggelontorkan dana sebesar US$ 14 juta untuk program bernama News Integrity Initiative ini. Berdasarkan keterangan resmi yang Tekno Liputan6.com terima, Selasa (4/4/2017), City University of New York (CUNY) Graudate School of Journalism akan mengelola inisiatif tersebut. 

Misi yang diusung dalam gerakan ini adalah meningkatkan literasi berita, termasuk meningkatkan rasa percaya pada hasil jurnalisme di seluruh dunia. Sejumlah program juga sudah disiapkan dari inisiatif ini, seperti mengadakan acara di seluruh dunia sekaligus menawarkan proyek riset. 

Inisiatif ini diharapkan mendorong terciptanya sebuah piranti yang membantu seseorang mengetahui kebenaran suatu berita online.

"Inisiatif ini akan mengatasi informasi yang salah, disinformasi, dan membuka peluang internet untuk menyediakan dan mengabarkan percakapan publik dengan cara baru," ujar Head of News Partnerships Facebook Campbell Brown.

Perusahaan lain yang ikut berkontribusi adalah Mozilla, AppNexus, Betaworks, Craig Newmark Philanthropic Fund, Ford Foundation, John S. and James L. Knight Foundation, dan Tow Foundation.

Adapun beberapa dari 19 total anggota inisiatif ini adalah Constructive Institute di Denmark, European Journalism Centre di Belanda, Fundación Gabriel García Márquez para el Nuevo Periodismo Iberoamericano (FNPI) berpusat di Kolombia, dan Hamburg Media School di Jerman.

Sementara peserta lain yang juga bergabung adalah Society of Publishers in Asia yang berpusat di Tiongkok, Weber Shandwick di Amerika Serikat, Penemu Wikipedia Jimmy Wales, termasuk United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

(Dam/Why)