Liputan6.com, Jakarta - Tren selebritas kenamaan yang menjadi brand ambassador ponsel kini dianggap sebagai strategi yang digemborkan sejumlah vendor.
Langkah tersebut dinilai menguntungkan dan bisa mendongkrak penjualan, mengingat selebritas yang diajak ikut sebagai brand ambassador memiliki basis penggemar yang sangat banyak.
Strategi ini, menariknya justru tidak dilakukan Xiaomi. Menurut perusahaan teknologi yang berbasis di Beijing itu, mereka memiliki prinsip marketing yang sudah mengikuti filosofi perusahaan.
Advertisement
Seperti disampaikan Donovan Sung, Director of Product Management and Marketing Xiaomi Global, pihaknya sebetulnya bisa saja mendapuk selebritas sebagai brand ambassador, mereka bahkan bisa juga ingin mengadakan kampanye iklan besar.
Namun, pada kenyataannya Xiaomi tahu bahwa konsekuensi dari strategi tersebut akan menghasilkan persentase pemasukan yang tidak tinggi.
“Kami bisa lihat pasar sekarang, memang sudah ada beberapa (vendor kompetitor) yang melakukan itu. Mereka rela menghabiskan jutaan dolar setiap tahun dengan mempromosikan produknya lewat brand ambassador. Sebetulnya kami ingin melakukannya, namun dengan cara berbeda,” kata Donovan kepada Tekno Liputan6.com dalam sebuah wawancara eksklusif usai peluncuran Redmi Note 4 dan Redmi 4X di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (5/4/2017).
“Cara berbeda ini sudah kami mulai dengan memasang iklan TV dan offline di India. Namun saya tekankan, kami tidak akan menghabiskan banyak uang untuk brand ambassador. Itu bukan style kami. Kami sangat fokus ke produk, karena pada akhirnya, the best product will win,” tandasnya.
Baca Juga
Ia melanjutkan, alih-alih mengutamakan brand ambassador, Xiaomi justru mengandalkan inovasi. Saat pertama kali didirikan, Xiaomi memiliki prinsip bisnis yang sampai saat ini adopsi: inovasi untuk semua, di mana smartphone harus memiliki inovasi dan teknologi terbaik dan harus tersedia bagi semua.
“Bukan hanya untuk orang-orang berduit, tapi juga semua yang ingin membeli smartphone dengan spesifikasi terbaik dan juga dengan harga terjangkau,” ia melanjutkan,
“Ini tidak hanya berlaku di Tiongkok, tetapi juga di luar Tiongkok, seperti India, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, negara-negara lain bahkan termasuk Indonesia. Itulah prinsip utama kami,” sambungnya.
Gagasan tersebut juga mendorong Xiaomi untuk terus menciptakan produk dengan spesifikasi dan harga yang kompetitif. Tidak peduli ke mana mereka pergi, Xiaomi akan terus berjalan dengan prinsip ini.
“Dan kami percaya diri dengan hal ini karena kami sudah punya bukti kesuksesan, contoh saja di India. Kami baru saja menciptakan tonggak sejarah, tanpa harus membawa brand ambassador di produk terbaru, di sana Redmi Note 4 sudah terjual 250.000 dalam pekan pertamanya,” jelas Donovan.
“IDC report juga mencatat Xiaomi ada di nomor kedua di pasar India dan nomor pertama dalam online. Jadi, kami pikir model bisnis tersebut adalah yang terkuat, walau memang bukan ini yang (vendor) mereka lakukan,” pungkasnya.
(Jek/Isk)