Sukses

Sosok Bill Gates di Masa Muda: Hipster dan Bandel

Berbeda dengan sosoknya di usia 61 tahun, Bill Gates di usia remaja dikenal bandel dan suka mencari masalah.

Liputan6.com, Washington DC - Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia memang dikenal sebagai sosok yang bersahaja. Namun siapa sangka, pendiri Microsoft itu punya secuil kisah yang menggelitik di masa lalunya.

Gates di masa muda ternyata dikenal sebagai sosok yang bandel dan tidak tahu aturan. Gayanya pun urak-urakan, teman-temannya kerap menyebut Gates dengan gaya ‘hipster’. Meski begitu, ia sudah dikenal jenius di masa kecilnya.

Pada usia 13 tahun, Gates menuntut ilmu di sekolah Lakeside School. Ia sering membaca buku dan dinobatkan sebagai siswa berprestasi. Namun di luar sekolah, Gates sering kebut-kebutan naik motor. Tak jarang ia berurusan dengan polisi.

Dikutip Business Insider, Minggu (16/4/2017), ia juga tidak suka dikontrol orangtuanya. Di sebuah acara makan malam, Gates sempat berkata kasar kepada ibunya saat bertengkar. Ayahnya kontan melempar botol minum ke wajah Gates.

Karena kerap bertengkar, Gates akhirnya dibawa ke seorang psikolog. Menurut penuturan sang psikolog, dalam sebuah pertengkaran biasanya si anak akan menang. Orangtua Gates juga disarankan untuk tidak terlalu mengekangnya.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk tak lagi mengontrol Gates dan membiarkannya tumbuh mandiri. Gates pun sering menginap di rumah temannya untuk menyalurkan hobi mengutak-atik komputer.

Ia pernah menginap beberapa malam di University of Washington untuk main komputer cuma-cuma. Bahkan, ia pernah bekerja paruh waktu sebagai programmer di daerah Washington.

(Sumber The Register)

Dan beranjak di usia 20 tahun, Gates malah tambah nakal. Ia pernah ditangkap polisi karena mengebut dan melebihi batas kecepatan di wilayah Albuquerque, New Mexico. Ia bahkan belum punya SIM.

Langganan Polisi

Seperti yang dituturkan Paul Allen, sahabat Gates yang juga pendiri Microsoft, ia memang suka kebut-kebutan dan ‘langganan’ berurusan dengan polisi.

“Itu adalah pelampiasannya karena ia bekerja keras untuk membangun Microsoft,” kenang Allen.

Tak hanya itu, Gates juga memutuskan drop out dari tempat ia mengemban studi, Harvard University. Alasannya meninggalkan bangku universitas adalah ingin membangun Microsoft bersama Allen.

(Sumber Pinterest)

Keputusan Gates hengkang dari Harvard ternyata memang tepat. Tak lama setelah itu, ia mengembangkan Microsoft yang kemudian berhasil menjadi produsen software komputer paling besar di dunia.

“Langkah yang saya ambil, saya rasa membuahkan hasil. Jika kita ada di tempat dan waktu yang tepat untuk menciptakan teknologi baru, namun tidak memiliki aksi, maka kita tidak akan pernah bisa sukses,” kata Gates.

(Jek/Isk)