Liputan6.com, Jakarta - Marissa Mayer telah memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO Yahoo. Keputusannya itu akan berlaku setelah akuisisi Yahoo oleh Verizon dengan nilai US$ 4,48 miliar atau setara Rp 59,7 triliun rampung, Juni ini.
Meski begitu, mundurnya Mayer dari posisi CEO bukan berarti ia tak akan dapat apa-apa dari akuisisi tersebut. Terbaru, laman Business Insider yang Tekno Liputan6.com kutip, Rabu (26/4/2017) menyebutkan bahwa Mayer akan mendapatkan bagian sebesar US$ 186 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun dari penjualan Yahoo itu.
Jumlah uang yang diterima Mayer itu berasal dari opsi saham dan unit saham terbatas yang akan dipenuhi sebelum kesepakatan ditutup. Demikian dilaporkan New York Times.
Advertisement
Baca Juga
Penghitungan nilai saham Mayer dilakukan oleh analisis New York Times terkait dengan pernyataan proxy Yahoo yang diajukan bersama dengan Securities Exchange Commission pada Senin lalu, jelang RUPS khusus 8 Juni mendatang.
Sekadar informasi, nilai saham yang bakal diperoleh Mayer belum final, sebab analisis ini masih berdasarkan pada penutupan bursa saham Senin lalu dengan angka US$ 48,15.
Masih berdasarkan perhitungan New York Times, sebelumnya Mayer juga pernah diberikan kompensasi sebesar US$ 200 juta (setara Rp 2,6 triliun) atas pengabdiannya selama 5 tahun di Yahoo. Nilai ini sudah termasuk dengan gaji, bonus performa, serta bonus lainnya.
Jumlah tersebut dianggap cukup besar jika melihat masa jabatannya di Yahoo penuh dengan gejolak dan tak sepenuhnya sukses. Business Insider menulis, di bawah kepemimpinan Mayer, Yahoo tak pernah berhasil meningkatkan pertumbuhan pendapatannya.
Apalagi, insiden peretasan data pengguna Yahoo secara besar-besaran juga terjadi di masa kepemimpinannya. Gara-gara itu pula, Verizon dan Yahoo sepakat untuk menurunkan kesepakatan pembelian perusahaan sebesar US$ 350 juta atau Rp 4,6 triliun.
Sayang, Yahoo enggan memberikan pernyataan terkait bonus saham yang diberikan kepada Marissa Mayer.
(Tin/Ysl)