Liputan6.com, Jakarta - Jack Ma adalah salah satu pebisnis sukses di dunia. Dia adalah pendiri raksasa e-Commerce Tiongkok, Alibaba Group, yang menawarkan layanan penjualan consumer-to-consumer (C2C), business-to-consumer (B2C), dan business-to-business (B2B) melalui internet.
Pria yang lahir dengan nama Ma Yun pada 10 September 1964 ini termasuk salah satu orang terkaya di dunia. Berdasarkan peringkat The World's Billionaires 2017 yang dirilis Forbes, ia menempati posisi ke-23 dengan total kekayaan bersih US$ 28,3 miliar atau setara Rp 376,5 triliun (asumsi kurs Rp 13.305 per US$ 1).
Kekayaannya terus bertambah, yang jika mengutip real time net worth Forbes per Rabu (3/52017), sebesar US$ 30,6 miliar atau setara Rp 407 triliun.
Advertisement
Sumber kekayaan Ma berasal dari Alibaba, yang berhasil dibangunnya menjadi "raksasa bintang" bisnis internet. Initial Public Offering (IPO) Alibaba pada 2014 memecahkan rekor sebagai penawaran saham publik terbesar di dunia.
Meski dikritik karena Alibaba tidak maksimal membatasi penjualan barang-barang palsu, Ma berhasil memimpin perusahaan dan mencetak penjualan tinggi. Alibaba juga membuat target menciptakan 10 juta bisnis menguntungkan dan 100 juta lowongan pekerjaan dalam 20 tahun ke depan.
Ditolak dan Meraih Sukses
Kesuksesan Alibaba tidak terjadi dalam semalam. Jack Ma pun menempuh jalan panjang untuk bisa mendirikan Alibaba, 18 tahun silam di Hangzhou, Zheijiang, Tiongkok.
Baca Juga
Mengutip laman Business Insider, Rabu (3/5/2017), Jack Ma lahir di Hangzhou dan mulai mempelajari Bahasa Inggris saat usia muda. Dia mempraktikkan keahlian bahasa asingnya dengan orang-orang yang bisa berbahasa Inggris di hotel Hangzhou, sekitar 40 menit bersepeda dari rumahnya.
Ia bersedia memberikan tur gratis mengelilingi kota untuk meningkatkan keahlian Bahasa Inggris dan melakukannya selama sembilan tahun. Ma bersahabat pena dengan salah satu orang asing tersebut, yang kemudian memberinya nama "Jack", karena kesulitan mengucapkan nama aslinya.
Ma tidak seperti tipikal pimpinan perusahaan teknologi kebanyakan. Ia membutuhkan waktu empat tahun untuk bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi. Ma menimba ilmu di Hangzhhou Teacher's Institute--kini Hangzhou Normal University--dan lulus dari jurusan Bahasa Inggris pada 1988.
Setelah lulus, Jack Ma menjadi dosen jurusan Bahasa Inggris dan Perdagangan Internasional di Hangzhou Dianzi University. Kemudian ia mendaftar di Cheung Kong Graduate School of Business (CKGSB) dan lulus pada 2006.
Meski telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, bukan perkara mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan. Setelah lulus, ia pernah melamar 30 pekerjaan berbeda dan semuanya ditolak, termasuk di restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC).
"Saya pernah melamar pekerjaan di KFC ketika toko itu ada di kota saya. 24 orang melamar untuk pekerjaan itu dan 23 diterima," ungkap Ma suatu ketika, saat menceritakan dia satu-satunya pelamar yang ditolak KFC saat itu.
Ma mengetahui tentang internet pada 1994, saat ia mendengar mengenai teknologi tersebut. Pada awal 1995, ia pergi ke Amerika Serikat (AS), dan dengan bantuan sejumlah temannya, Ma memulai perkenalan dengan internet.
Kata 'Beer' Menginspirasi Jack Ma
Selama perkenalan pertamanya, ia mengetikkan kata "beer" di mesin pencari dan menemukan banyak informasi mengenai hal tersebut dari berbagai negara. Namun Ma kaget, tidak ada satu pun yang berasal dari tanah kelahirannya. Kemudian ia mencari informasi umum mengenai negara itu dan lagi-lagi terkejut karena tak menemukan apa pun.
Karena itu, ia dan temannya menciptakan sebuah website, yang berhubungan dengan Tiongkok. Ia merilis website itu pada pukul 09.40 waktu setempat dan pada 12.30, menerima email dari sejumlah orang Tiongkok yang ingin mengenalnya. Hal ini membuat Ma sadar bahwa internet memiliki sesuatu yang hebat untuk ditawarkan.
Sebelum mendirikan Alibaba, Ma pernah membentuk sebuah perusahaan bernama "China Yellow Page". Suami dari Cathy Zhang Ying ini juga pernah memimpin sebuah perusahaan Teknologi Informasi (TI).
Pada 1999, ayah dua anak ini mengumpulkan 17 teman di apartemennya. Tim tersebut bekerja membuat marketplace online mereka sendiri dan memberi nama situs itu, Alibaba.com. Alibaba memajang daftar produk yang bisa dibeli dan berhasil mendapatkan konsumen dari berbagai negara.
Pada Oktober tahun yang sama, Alibaba mendapatkan suntikan dana sebesar US$ 5 juta dari Goldman Sach dan US$ 20 juta dari Softbank, sebuah perusahaan telekomunikasi Jepang yang juga berinvestasi di berbagai perusahaan teknologi.
Ma melepas jabatan CEO pada 2013, dan kini memegang peranan sebagai Chairman Alibaba.
"Saya pikir akan lebih mudah ketika saya mundur dari CEO. Tapi kini saya tahu ketika menjadi seorang Chairman: Jika ingin menjadi Chairman yang baik, maka akan lebih sibuk daripada menjadi CEO," katanya suatu ketika.
Tak berhenti dengan kesuksesan Alibaba.com, sepak terjang Alibaba Group kian meluas, dengan memiliki sejumlah anak usaha, termasuk Alibaba.com, Guangzhou Evergrande Taobao F.C, Taobao, UCWeb, Alipay, dan AliExpress.
(Din/Isk)
Advertisement