Liputan6.com, Jakarta - Facebook menutup unit produksi konten virtual reality (VR) di bawah naungan Oculus, Story Studio.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya guna memfokuskan diri dalam mendukung kreator konten eksternal. Demikian pernyataan perusahaan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu (7/5/2017).
Advertisement
Baca Juga
Oculus, kata Jason Robin selaku VP Content di Facebook, akan menganggarkan US$ 50 juta untuk mendanai secara langsung kreator konten VR di luar kategori gaming. "Oculus saat ini masih tetap berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem konten kreatif dan film VR," kata Rubin menambahkan.
Pada 2014 silam Facebook merogoh kocek US$ 3 miliar untuk mengakuisisi Oculus dan mempertahankan karyawannya. CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan ia yakin medium yang menawarkan panorama 360 derajat menggunakan headset itu kelak "akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi miliaran orang."
Diwartakan sebelumnya, Facebook memperkenalkan layanan jejaring sosial baru untuk Oculus. Layanan bernama Spaces ini merupakan produk yang menggabungkan teknologi VR dengan media sosial, yang memungkinkan pengguna Oculus terhubung dengan akun Facebooknya dan mendapatkan pengalaman memakai media sosial dengan cara berbeda.
Dengan Spaces, pengguna Facebook tak lagi berkomunikasi dengan memanfaatkan aplikasi chatting. Pengguna akan ditampilkan dalam sebuah avatar dan komunikasi akan dilakukan melalui suara, layaknya percakapan biasa.
Melalui aplikasi ini, ada empat pengguna Facebook yang dapat terhubung di dalam sebuah grup. Masing-masing pengguna dapat mengobrol, menggambar, menonton video 360, membuat panggilan video, termasuk selfie dengan memakai avatar pengguna.
(Why)