Liputan6.com, Jakarta - Baru saja sejumlah serangan siber melanda di dunia. Berkat serangan ransomware tersebut, beberapa layanan publik seperti beberapa rumah sakit di Inggris dan perusahaan besar di 80 negara dikabarkan terkena imbasnya.
Untungnya, para ahli keamanan siber berhasil mengidentifikasi ransomware tersebut merupakan malware WannaCry jenis baru, dan sudah menyebar di beberapa negara mulai dari Inggris, Spanyol, Rusia, Taiwan, Perancis, Jepang, dan banyak lagi.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip informasi dari laman The Guardian, Sabtu (13/5/2017), malware ini memanfaatkan kerentanan di Windows yang dikenal sebagai EternalBlue. Sebelumnya, 'lubang' ini sempat dibocorkan kelompok bernama Shadow Brokers.
Lewat aksinya bulan lalu, kelompok tersebut mengunggah beberapa alat peretasan yang diduga milik NSA (National Security Agency).
Diketahui, laporan kasus ransomware ini berawal dari jaringan rumah sakit National Health Service dan beberapa fasilitas di seluruh Inggris, yang mengalami kegagalan sistem dan beberapa mesin terkunci. Tampil di layar, sebuah pesan yang meminta tebusan bitcoin setara dengan US$ 300 atau sekitar Rp 4 juta.
Tak hanya itu, malware serupa juga menyerang beberapa perusahaan di Spanyol, seperti Telefonica, Gas Natural, dan Iberdrola.
Di Amerika Serikat, FedEx mengonfirmasi juga mengalami "masalah" terhadap sistem berbasis Windows yang perusahaan gunakan. Karena hal tersebut, mereka terpaksa mematikan PC dan server ESX hingga berhasil mengatasi masalah yang terjadi.
Masih belum jelas siapa dalang di balik serangan ransomware yang melanda dunia ini, dan apa yang menjadi tujuan serangan tersebut.
(Ysl/Why)