Sukses

Bendung WannaCry, Microsoft Rilis Patch Khusus untuk Windows XP

Teror ransomware WannaCry membuat Microsoft menghadirkan patch khusus untuk Windows versi lawas, termasuk Windows XP.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah rumah sakit di Inggris dan Indonesia serta berbagai lini bisnis lainnya menjadi korban serangan ransomware WannaCry akhir pekan lalu.

Setidaknya, lebih dari 75 ribu komputer di 99 negara di dunia terinfeksi ransomware dan mengenkripsi data dan file pengguna lalu meminta tebusan US$ 300 dalam mata uang Bitcoin.

Belakangan diketahui bahwa ransomware itu menyebar berkat adanya celah pada versi lawas Windows yang mulanya digunakan oleh NSA (Badan Keamanan Nasional AS) untuk meretas komputer. Temuan tersebut tak diumumkan dan diperbaiki, hingga akhirnya disebar secara luas oleh kelompok Shadows Brokers bulan lalu.

Microsoft sebelumnya telah memperbaiki masalah tersebut dengan mengeluarkan perbaikan versi terbaru Windows bulan lalu, sayangnya tidak untuk Windows XP.

Padahal, masifnya jumlah komputer yang diserang akhir pekan lalu terjadi karena pembaruan Windows belum diterapkan seluruhnya. Padahal banyak organisasi yang masih menggunakan Windows XP, tentunya berisiko tinggi.

Mengutip CNBC, Senin (15/5/2017), banyaknya jumlah pengguna dan instansi yang masih menggunakan Windows lawas membuat raksasa software Amerika Serikat itu mengambil tindakan tak biasa.

2 dari 2 halaman

Langkah Microsoft atasi ransomware WannaCry

Guna menyediakan patch bagi OS Windows dengan dukungan khusus, perusahaan meluncurkan pembaruan patch khusus untuk Windows XP, Windows 8, dan Windows Server 2003.

Untuk kasus ransomware WannaCry, Microsoft mengambil inisiatif pembaruan patch bagi Windows versi lawas. "Sangat menyakitkan bagi kami melihat bisnis dan individu terkena serangan siber," kata Security Group Manager Microsoft Phillip Misner seperti dikutip dari CNBC.

"Mengingat potensi dampaknya terhadap pelanggan dan bisnis mereka, kami memutuskan untuk menghadirkan Security Update untuk platfom (Windows lawas) dengan dukungan khusus," kata Misner menambahkan.

Langkah tersebut memang tak biasa dilakukan oleh Microsoft, namun adanya celah keamanan dan bagaimana celah tersebut tersebar ke publik juga bukanlah langkah yang biasa.

Kini, ada tanda-tanda bahwa serangan ransomware itu telah mereda berkat pemuda 22 tahun asal Inggris. Beberapa ahli percaya bahwa si penyerang yang berada di balik WannaCry "hanya" mendapatkan setidaknya US$ 20 ribu atau setara Rp 266 juta dari tebusan para korban.

Selain itu, ada pembelajaran berharga dari serangan siber ini, yakni celah keamanan harus ditambal segera setelah ditemukan. Terlebih, pengguna internet harus memastikan perangkatnya menjalankan OS terbaru dan selalu update.

(Tin/Ysl)