Liputan6.com, Jakarta - Go-Jek menjadi salah satu layanan transportasi online favorit kaum urban untuk melahap kemacetan. Bagi kamu yang kerap menggunakan layanan ini tentunya sering bertatap muka dengan para sopir Go-Jek.
Siapa sajakah mereka dan apa tujuan mereka menjalankan profesi ini? Pusat Kajian Komunikasi Departemen Ilmu Komunikasi (Puskakom) UI menunjukkan, 87 persen pengemudi Go-Jek bekerja secara full time.
Mayoritas sopir Go-Jek adalah pria di atas 35 tahun dengan persentasi 69 persen, sementara 31 persennya adalah pria dengan usia di bawah 35 tahun.
Advertisement
Kebanyakan dari mereka memilih menjadi sopir Go-Jek untuk menafkahi keluarganya, di mana 76 persen memiliki tanggungan antara 2-4 orang. Sedangkan yang tidak punya tanggungan hanya 3 persen.
Baca Juga
Sebelum menjadi sopir Go-Jek, 33 persen dari mereka bekerja sebagai ojek pangkalan, 26 persen karyawan swasta, 14 persen pekerjaan tidak tetap, 12 persen wiraswasta, 5 persen buruh pabrik, 2 persen sopir pribadi, 1 persen mahasiswa, serta sisanya adalah sopir bus/angkot, PNS, pensiunan, dan ibu rumah tangga.
Lalu, berapa rata-rata penghasilan mereka dalam sebulan? Pelaku riset Puskakom UI Alfindra Primaldhi, pengemudi Go-Jek full time, penghasilannya bisa di atas rata-rata UMP Nasional dengan kisaran Rp 1.997.819.
"77 persen mitra pengemudi itu penghasilannya di atas Rp 2 jutaan," ungkap Alfindra kepada Tekno Liputan6.com belum lama ini.
Tak hanya mengantongi gaji di atas UMP Nasional, menjadi mitra Go-Jek ternyata juga mendorong pengemudi untuk bisa memanfaatkan layanan perbankan dan juga memiliki asuransi.
"Dari sisi manfaat, 48 persen pengemudi mengatakan bisa mengatur waktu kerja, 30 persen punya lebih banyak waktu bersama keluarga, 28 persen bisa menabung, 19 persen bisa pakai ponsel dan aplikasi," lanjutnya.
Sekadar informasi, riset Puskakom UI adalah penelitian berbasis aplikasi yang memakai metode sampling pencuplikan acak murni (pure random sampling) ke mitra pengemudi Go-Ride (3.213 responden), Go-Car (2.801 responden), dan pelanggan (4.048 responden) yang aktif dalam tiga bulan terakhir.
Sampel mewakili populasi pengemudi dan pelanggan di 15 lokasi, di mana 50 persen berasal dari wilayah Jabodetabek sebagai wilayah dengan jumlah pengemudi dan pelanggan terbanyak.
(Isk/Why)