Sukses

Bukalapak Pede Hadapi Gempuran Pemain Asing ke Indonesia

Invasi pemain e-Commerce asing ke Indonesia, bukan jadi masalah besar bagi Bukalapak. Strategi apa yang akan mereka lakukan?

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak memang baru menginjak usia ketujuh tahun, yang mana masih terbilang "kanak-kanak" untuk usia tersebut.

Namun, e-Commerce yang identik dengan warna merah marun ini sudah mencetak banyak prestasi. Salah satu di antaranya adalah mampu mendulang pemasukan bersih sebesar Rp 20 miliar dalam waktu satu bulan.

Meski demikian, Bukalapak harus bersiap menghadapi invasi pemain e-Commerce asing yang akan masuk ke Tanah Air.

Ada banyak alasan mengapa Bukalapak harus bersiap, berkaca pada rumor Tencent yang mengucurkan dana untuk Go-Jek, kabar soal Amazon yang akan masuk Indonesia, hingga Alibaba yang mengakuisisi Lazada. Bisa jadi, ketatnya persaingan kelak menciptakan dan menjadi tantangan besar bagi Bukalapak.

Seperti disampaikan CEO Bukalapak Achmad Zaky, fenomena tersebut akan menjadi tren. Hanya, ia belum bisa menilai apakah invasi pemain asing menjadi sesuatu yang baik atau buruk. Walaupun demikian, pihaknya tetap percaya diri jika memang invasi ini terjadi di waktu mendatang.

“Dunia bisnis digital di Indonesia itu benar-benar bebas. Pemain global bisa saja dapat angin besar di Indonesia. Mereka bebas keluar masuk, semakin tinggi nilainya makan semakin berpotensi. ” kata Zaky kepada Tekno Liputan6.com di acara buka puasa bersama Bukalapak di Bunga Rampai, Jakarta, Rabu (31/5/2017).

Kiprah pemain global yang masuk ke pasar Indonesia, serta perusahaan lokal yang memilih dibeli pemain global, di mata Zaky adalah salah satu cara menggiurkan demi mendulang uang banyak. Hanya, ia menekankan, langkah tersebut mau tak mau harus "mengorbankan" ownership perusahaan.

“Kalau dilihat-lihat, yang lain (kompetitor) sudah ada gandengan (kerja sama dengan pemain asing). Cuma kita yang belum punya ‘teman’. Namun, saya bisa bilang, cuma Bukalapak—dengan uang yang sangat terbatas—bisa terus tumbuh dengan nilai lebih dari target. Kuncinya ya konsistensi, kesabaran, dan strong belief,” ujar pria berkacamata ini.

Terkait apa strategi yang akan dilakukan Bukalapak soal invasi pemain asing, Zaky mengatakan pihaknya akan meneruskan campaign iklan kreatif, yang selama ini dinilai menjadi instrumen terkuat Bukalapak. Bila memilih promo, pihaknya justru tidak ingin menggempur promo secara terus-terusan.

“Bicara strategi, balik lagi: it’s not a money, tapi ini adalah long term business. Kita memang jarang mengadakan promo. Kalaupun ya, kita mengadakan promo musiman demi meningkatkan pretention. Kalau yang lain kan promonya digeber terus. Yang penting, kami balance antara promo dan campaign iklan,” pungkasnya.

(Jek/Ysl)