Liputan6.com, Jakarta - a Warga Negara Asing (WNA) disebut sering menjadi dalang kejahatan siber di sektor finansial, yang menyerang perbankan di Indonesia. Para pelaku kerap mengatur rencana kejahatan mereka dari luar negeri.
"Kejahatan siber yang paling sering terjadi di Indonesia adalah financial cybercrime dan pelakunya kebanyakan adalah orang asing," tutur Pakar Komputer Forensik, Ruby Alamsyah, saat ditemui Tekno Liputan6.com di acara seminar "Indonesia dan Ancaman Siber yang Merajalela" di Universitas Gunadarma, TB Simatupang, Sabtu (10/6/2017).
Salah satu contoh kasus adalah ATM frauds atau pembobolan ATM. Menurut Ruby, hampir semua pembobolan ATM didalangi oleh pihak asing dengan bantuan tim operasional orang Indonesia. WNA yang kerap menjadi dalang berasal dari Rusia.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ruby, pihaknya sudah berulang kali menyampaikan kepada pihak berwenang, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk menangkap dalang di balik kejahatan siber tersebut. Karena kalau tidak, insiden serupa akan terus terjadi.
"Kita sudah sering bilang ke OJK, tapi kalau otaknya (dalang serangan) tidak ditangkap ya percuma. Karena kalau di sini, mereka hanya rekrut tim untuk operasional saja, sedangkan koordinatornya di sana," jelas Ruby.
Selain merekrut tim operasional, kata Ruby, dalang kejahatan siber tersebut menggunakan rekening orang Indonesia untuk mempermudah pengiriman uang kepada mereka.
"Setiap pelaku memakai rekening orang lain untuk menampung uang yang masuk dari para korban, setelah itu akan dikirimkan ke mereka. Biasanya jumlahnya sudah dibagi dengan yang menampung uang tersebut di sini," ungkap Ruby.
(Din/Cas)