Liputan6.com, San Francisco - Sudah jatuh, tertimpa tangga. Begitu kira-kira situasi Uber saat ini. Kondisi perusahaan kian keruh akibat pemberitaan soal perilaku jajaran eksekutif yang konon katanya kelewatan. Ironisnya, perilaku mereka sering dikaitkan dengan insiden pelecehan seksual.
Belum beres dengan kasus CEO Uber Travis Kalanick den memo internal nakalnya, kini giliran petinggi Uber David Bonderman yang dikecam media.
Pada Selasa (13/6/2017), Bonderman secara sengaja melontarkan guyonan berbau seksual di tengah-tengah pertemuan jajaran eksekutif bersama dengan Ariana Huffington, pimpinan redaksi The Huffington Post yang juga merangkap jabatan sebagai anggota dewan direksi.
Advertisement
Perbincangan antara Bonderman dan Huffington terekam dan dipublikasikan Yahoo Finance. Pertemuan yang dipimpin Huffington itu berlangsung alot setelah Bonderman berusaha mencairkan suasana.
Baca Juga
Di awal pertemuan dewan direksi, Huffington memperkenalkan jajaran dewan direksi baru bernama Wan Ling Martello, yang dulunya bekerja sebagai CEO Nestle untuk Asia dan Afrika. Huffington menekankan ia ingin membawa kultur diversitas di Uber dengan kehadiran Wan Ling yang memiliki keturunan Asia.
"Dari data yang saya pelajari, jika ada seorang wanita di dewan direksi sebuah perusahaan, sepertinya akan lebih baik jika ada satu orang wanita lagi sebagai teman untuk berdiskusi," kata Huffington.
Sontak, Bonderman langsung merespon pernyataan Huffington dengan candaan yang tak senonoh, "Sebetulnya apa yang kamu katakan itu tidak benar, ada dua orang wanita di dewan direksi tentu harusnya bisa lebih dari 'berdiskusi'", ceplosnya.
Alih-alih meladeni guyonan Bonderman, Huffington justru membalasnya dengan candaan satir. "Ah, ayolah, David!" balas Huffington dengan nada sindiran. Seisi ruangan pun terdiam.
Setelah rekaman pertemuan tersebut beredar, Bonderman langsung menyadari apa yang ia perbuat dan meminta maaf ke publik. "Saya ingin meminta maaf kepada rekan-rekan saya atas komentar yang telah saya keluarkan di pertemuan itu. Saya tahu candaan tersebut tidak sesuai, saya menyesal," kata Bonderman.
Mengundurkan Diri
Kemelut yang terjadi di Uber selalu tak lepas dari insiden pelecehan seksual. Pada Februari 2017, Senior VP Uber Amit Singhal meninggalkan perusahaan karena dituduh melakukan tindak pelecehan seksual pada saat ia masih bekerja di Google.
Hal tersebut terungkap dari sebuah dokumen rahasia, di mana menguar tindak pelecehan seksual yang dialami seorang karyawan wanita Google.
Selain insiden Amit Singhal, kasus pelecehan seksual di Uber juga terjadi pada salah seorang karyawan engineering-nya, Susan Fowler. Kejadian ini bermula pada awal dirinya pindah ke tim baru.
Fowler mengaku telah dilecehkan oleh manajernya sejak hari pertama bekerja. Ketika itu, sang manajer yang tak disebut namanya mulai berbicara hal tak nyaman pada Fowler.
Gara-gara hal ini, Fowler mengaku tertekan di tempat kerja. Ia kemudian mengirim screenshot percakapan dari manajernya itu dan melaporkan ke bagian SDM. Menurut Fowler, staf SDM merespon dengan mengatakan perusahaan tak nyaman dengan hal itu dan akan memberi peringatan keras kepada si manajer.
Sementara itu, Fowler diberi pilihan untuk meninggalkan tim atau kembali bekerja, dengan pengertian dari SDM bahwa hal itu bisa memberi dampak penilaian kerja yang jelek dari manajer yang melecehkannya.
(Jek/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: