Liputan6.com, Jakarta - Facebook berjanji mengatasi konten-konten yang mengarah ke aksi dan perekrutan terorisme beberapa waktu lalu. Sayangnya, kali ini nyawa moderator yang bertugas memantau konten melanggar dan berbau terorisme itu justru terancam bahaya.
Hal ini lantaran secara tak sengaja, jejaring sosial tersebut mengungkap identitas para moderator. Setidaknya ada 1.000 karyawan dari 22 departemen di Facebook yang identitasnya terungkap, terutama mereka yang bertugas memantau dan menghapus konten yang melanggar kebijakan privasi Facebook. Misalnya, konten-konten pornografi, ujaran kebencian, dan propaganda terorisme.
Advertisement
Baca Juga
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Techtimes, Senin (19/6/2017), masalah ini berasal dari ditemukannya sebuah software bug pada 2016. Bug tersebut rupanya membuat Facebook mengirim profil moderator pemantau konten ke grup Facebook yang diyakini dikelola oleh teroris terkait ISIS dan lain-lain.
Oleh moderator yang bertugas, administrator grup sudah dilarang masuk ke situs Facebook lantaran dianggap melanggar kebijakan privasi, tapi bug membuat administrator itu bisa melihat profil sang moderator.
Di antara 1.000 karyawan Facebook, setidaknya 40 orang moderator Facebook di Irlandia terdampak langsung masalah ini dan berpotensi menjadi sasaran. Perusahaan juga mengonfirmasi bahwa kemungkinan besar para teroris telah melihat profil dan identitas petugas moderator Facebook.
Sebulan kemudian, barulah Facebook sadar ada bug yang membahayakan karyawan dan mengoreksinya pada November 2016. Facebook menyebut, pihaknya telah menerapkan perubahan pada software untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
Untuk memastikan keselamatan para moderator, Facebook juga menawarkan sistem alarm di rumah moderator dan perlindungan saat moderator dalam perjalanan dari dan ke kantor. Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg cs itu juga menawarkan konseling melalui program bantuan karyawan.
Tuntut Facebook
Sayangnya, satu dari 40 moderator yang terdampak, menganggap langkah Facebook tak cukup untuk mengamankan karyawannya. Bahkan sampai saat ini, pegawai yang tak disebut namanya dan beberapa kawan moderator lainnya ketakutan jadi target balas dendam teroris.
Hal ini terbukti dari beberapa permintaan pertemanan dari orang-orang tak dikenal yang begitu mencurigakan. Bug tersebut juga membuatnya meninggalkan perusahaan dan bersembunyi dari dunia luar.
Dalam email-nya kepada eksekutif Facebook, orang yang tak disebut namanya itu mengatakan bahwa dirinya telah berminggu-minggu mengalami kepanikan gara-gara hal ini. Facebook dianggap tak cukup memastikan keselamatan moderator dan keluarganya.
Tak tanggung-tanggung, ia juga melayangkan tuntutan hukum terhadap Facebook dan perusahaan rekrutmen atas dampak psikologis yang dirasakannya.
Sekadar diketahui, The Guardian menyebut bahwa moderator yang bertugas mengawasi konten Facebook tersebut bukanlah karyawan langsung Facebook, melainkan pegawai yang direkrut oleh mitra atau subkontraktor Facebook. Mereka juga digaji lebih rendah dari karyawan Facebook.Â
(Tin/Isk)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement