Liputan6.com, Zurich - Sekelompok tim peneliti di ETH Zurich mengerjakan sebuah proyek peta 3D dengan mengumpulkan foto-foto dari internet.
Beranggotakan ilmuwan Swiss Federal Institute of Technology, mereka menggunakan platform khusus bernama VarCity. Platform berfungsi untuk mengolah foto-foto tersebut menjadi proyeksi 3D seperti fitur peta Street View di Google Maps.
Membuat peta 3D lengkap dengan objek detail tentu bukanlah tugas yang mudah. Seperti diungkap ilmuwan VarCity Kenneth Vanhoey, mereka setidaknya butuh waktu lima tahun menciptakan peta 3D dengan skala detail lengkap. Sebagai langkah awal, mereka mengambil kota Zurich sebagai sampelnya.
Advertisement
Baca Juga
“Dalam lima tahun pengembangan, kami mengumpulkan berbagai jenis data peta, entah itu data udara, darat, laut, data drone, webcam statis, dan foto-foto lokasi peta yang ada di Flickr serta media sosial lain,” kata Vanhoey sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com via VOA, Selasa (20/6/2017).
“Setelah itu, kami coba gabungkan semua informasi visual ini ke dalam model tiga dimensi. Kami bisa saja menambah gambar terbaru setiap saat dan membuat model yang bisa lebih diperkaya dari sisi visual dan detail lokasi,” lanjutnya.
Dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence), para ilmuwan dapat memasukkan informasi visual selapis demi selapis ke dalam komputer, dan membuatnya menyelaraskan semua rincian visual itu. Lewat setiap lapisan, tampilan peta tentu menjadi lebih rinci.
“Kami coba cari kaitan antara piksel dan gambar, kemudian pixel yang sudah terkait itu menampilkan metode triangulasi untuk memperkirakan kedalaman model 3D sehingga kita bisa buat lebih detail. Ada sekitar tiga juta gambar dengan memakai pengetahuan yang otomatis diterapkan di proyek ini,” terang Vanhoey.
Nantinya, VarCity tak cuma berfungsi sebagai peta 3D. Pengguna juga bisa menikmati city tour dalam tampilan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Selain itu, pengguna nanti juga mengecek kondisi kemacetan secara real time di dalam peta.
(Jek/Ysl)