Liputan6.com, California - Apple boleh saja berbangga, karena sistem operasi desktop macOS miliknya diklaim kebal terhadap ancaman virus dan malware.
Karena itu, banyak pengguna Windows bermigrasi ke Mac terkait isu proteksi keamanan. Sayang, klaim tersebut kini tidak sepenuhnya benar.
Pasalnya, berdasarkan laporan yang disampaikan McAfee via Ubergizmo pada Senin (26/6/2017), macOS nyatanya tetap rentan terkena malware. Bahkan, perusahaan penyedia keamanan siber tersebut mengungkap jumlah malware yang menyerang macOS terus meningkat.
Advertisement
Baca Juga
Terakhir pada Juni 2017, laporan mencatat terdapat hampir 250.000 jenis malware yang menyerang perangkat Mac pada kuartal pertama 2017. Jika ditotal dari 2015, kini sudah ada lebih dari 700.000 malware yang menjangkiti perangkat Mac.
Celah masuknya malware ke macOS baru diketahui oleh peneliti di Check Point pada Mei 2017. Saat itu, mereka melaporkan ada sebuah malware bernama Mac Dok, yang disebut sebagai Trojan berbahaya karena menginfeksi laptop atau PC macOS.
Malware ini menyebar menggunakan metode email phishing. Dengan menyamarkan diri di dalam email, pengguna yang tak sadar diminta untuk mengunduh file berekstensi ZIP, yang ketika dibuka memungkinkan malware tersebut langsung menguasai sistem.
Berhubung malware macOS ini 'menempel' di lampiran email, laptop atau PC kamu tidak akan terinfeksi meskipun hanya membuka email. Malware baru aktif dan membuat 'lubang belakang' di OS ketika malware tersebut diunduh dan dibuka oleh pengguna.
Para peneliti menghimbau, "Ada baiknya pengguna harus lebih berhati-hati ketika membuka email yang tidak dikenal pengirimnya, apalagi mengunduh file yang terlampir dan berpotensi ada malware di dalamnya."
(Jek/Ysl)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: