Liputan6.com, Dubai - Dubai dikabarkan tengah menguji coba taksi pesawat nirawak atau drone pada awal 2017. Kini taksi drone tersebut akan segera beroperasi secara legal pada akhir tahun ini.
Namun, taksi drone yang digunakan Dubai bukanlah seperti yang diwartakan sebelumnya, yakni Ehang 184. Alih-alih menggunakan mesin drone Ehang 184 garapan Tiongkok, Dubai akan menerbangkan taksi drone garapan startup asal Jerman, Volocopter.
Dilansir dari Business Insider pada Minggu (2/7/2017), Volocopter telah meneken kontrak dengan otoritas transportasi Dubai untuk memulai penerbangan perdananya pada Desember 2017. Namun, taksi drone tersebut masih harus ditinjau oleh pemerintah selama lima tahun.
Advertisement
Baca Juga
Taksi drone Volocopter menggunakan metode Vertical Take-Off and Landing (VTOL). Jadi, taksi drone tersebut bisa melakukan take-off secara vertikal tanpa harus mengambil ancang-ancang runway dari jauh seperti pesawat terbang.
Taksi dengan nama seri "Volocopter 2X" ini diklaim sebagai taksi drone generasi kedua garapan Volocopter. Secara teknologi, taksi drone menggunakan 'bahan bakar' dengan mengisi ulang baterai selama 40 menit saja.
Mengusung komponen elektrik, Volocopter 2X menggunakan 18 rotor (baling-baling kecil), yang membuatnya mampu terbang di udara tanpa menyebabkan kebisingan. Karena hanya dipersenjatai sembilan baterai sebagai bahan bakarnya, taksi drone ini cuma mampu terbang selama 17 menit saja. Ke depannya, Volocopter akan menciptakan daya yang lebih kuat agar taksi drone dapat terbang lebih lama.
Karena tidak ada pengemudi, Volocopter 2X dilengkapi dengan sensor penerbangan otonomos. Selain itu akan ada pilot khusus yang mengontrol rute penerbangan taksi drone dan selama lima tahun memasuki sesi training.
(Jek/Why)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: