Sukses

Imbauan Go-Jek Soal Teror Order Fiktif Makanan

Menanggapi kejadian yang viral dan menghebohkan warganet tersebut, manajemen Go-Jek buka suara.

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial diramaikan dengan kisah para sopir ojek online yang menjadi korban penipuan order fiktif makanan. Beberapa foto yang beredar di media sosial memperlihatkan wajah sopir ojek online yang tertunduk lesu setelah mengetahui kalau order makanan yang diantarnya palsu.

Menanggapi kejadian yang viral dan menghebohkan warganet tersebut, manajemen Go-Jek mengimbau kepada masyarat agar tak membuat order fiktif yang berdampak merugikan.

"Go-Jek mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat order palsu yang bermaksud merugikan mitra driver atau pelanggan lainnya," kata manajemen Go-Jek melalui pesan singkat yang diterima Tekno Liputan6.com, Minggu (9/7/2017) di Jakarta.

Untuk diketahui, order fiktif ini viral di media sosial sejak Kamis (6/7/2017), setelah seorang pengguna bernama Eris Riswandi membagikan ceritanya. Menurut laporan, seorang perempuan yang cintanya ditolak melakukan order fiktif dengan mengatasnamakan orang yang ditaksirnya, Julianto Sudrajat.

Berdasarkan cerita Eris, sejumlah driver Go-Jek mendapatkan order makanan sejak beberapa hari lalu yang mengatasnamakan Julianto sebagai pemesan. Selain Go-Food, pelaku juga memesan Go-Box atas nama Julianto. Padahal, Julianto sama sekali tidak pernah memesannya.

Teror order Go-Food ini mulai terjadi saat ia masih bekerja di kantornya di kawasan Matraman, Jakarta. Bahkan, saking banyaknya order fiktif yang ditujukan ke kantor, teman-teman Julianto turut membantu membayar tagihan karena merasa kasihan dengan para driver.

Julianto yang merasa order fiktif tersebut sudah merugikan banyak pihak, mengumumkan insiden tersebut di media sosial.

"Saya Julianto Sudrajat (Jajat), pada hari ini tanggal 6 Juli 2017 melalui status FB ini, saya ingin mengklarifikasi masalah yang terjadi sama saya. Akhir-akhir ini banyak sekali pemesanan Go-Food yang dialamatkan ke saya. Saya sama sekali tidak pernah melakukan pemesanan Go-Food dan merugikan Go-Jek," tulis Julianto.

Hingga saat ini, pihak Kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Pihaknya akan mengungkap apakah kasus itu benar berlatar belakang dendam asmara atau tidak.

"Ini lagi dilidik. Jadi sabar. Tapi yang bersangkutan telah membayar makanan itu (ke driver Gojek) karena kasihan. Jadi masih dilidik," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur Andry Wibowo.

(Isk/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini