Sukses

Tiongkok Mulai Simulasi Hidup di Planet Lain

Dalam simulasi ini, empat mahasiswa akan bertahan hidup selama 200 hari.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak tahun lalu, Tiongkok sudah mengumumkan rencananya untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa. Bahkan, negara itu menargetkan ingin menjadi yang pertama mendarat ke Planet Mars.

Untuk mendukung rencana tersebut, Tiongkok juga sudah memulai program simulasi hidup di luar angkasa. Empat mahasiswa dari Universitas Beijing dilaporkan ambil bagian dalam simulasi itu.

Dikutip dari Engadget, Selasa (11/7/2017), mereka akan memulai simulasi kehidupan dengan kondisi serupa Mars atau Bulan. Jadi, empat mahasiswa itu akan bertahan hidup dengan sumber daya terbatas dan memanfaatkan kondisi sekitar.

Salah satunya adalah mendaur ulang urin menjadi air minum, termasuk mendapatkan oksigen dari tanaman yang dibawa. Tak hanya fisik, simulasi ini juga menguji ketahanan mental mereka untuk hidup di luar angkasa.

Alasannya, selama 200 hari, mereka akan tinggal terisolasi di tempat yang kecil dan tak berkomunikasi dengan kerabat. Simulasi ini sekaligus memberi gambaran mengenai reaksi manusia ketika tak terkena sinar matahari dalam jangka waktu panjang.

Meski bukan simulasi terlama yang pernah dilakukan, uji coba ini merupakan langkah penting dalam upaya Tiongkok untuk menaklukkan luar angkasa. Terlebih, Tiongkok tengah berusaha mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat dan Rusia dalam bidang antariksa.

Sebagai informasi, Badan Antariksa Tiongkok (CNSA) memang terbilang ambisius untuk terbang ke luar angkasa. Mereka mengklaim dalam waktu singkat sudah dapat menerbangkan pesawat luar angkasa ke Mars.

Sebagai tahap awal, CNSA membangun sebuah rover untuk menjelajah Mars. Kendati belum dipastikan kelanjutannya, desain akhir rover itu sudah diperlihatkan pada pemerintah Tiongkok.

Dengan bantuan teknologi computer-generated images dari Chinese State Administration of Science, CNSA telah merilis skema cara rover itu mendarat di permukaan Mars.

Nantinya, rover itu akan ditugaskan untuk mengumpulkan data tanah dan atmosfer, termasuk tanda-tanda kehidupan yang mendukung seperti kandungan es atau air pada planet Merah tersebut.

(Dam/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini: 

Â