Sukses

Pokemon Go Lebih Digilai Kalangan Lansia

Dominasi pemain Pokemon Go ternyata juga tak lepas dari kalangan pemain lansia. Apa penyebabnya?

Liputan6.com, Singapura - Gaung Pokemon Go mungkin sudah tak sepopuler saat pertama kali diluncurkan pada pertengahan 2016 lalu.

Meski begitu, gim tangkap-menangkap Pokemon yang mengusung teknologi Augmented Reality (AR) ini, nyatanya tetap mendapat tempat di hati para penggemar setia, tak terkecuali kalangan lanjut usia (lansia).

Fakta menarik yang baru-baru ini dipublikasikan laman CNET, Rabu (12/7/2017), mengungkap kalangan lansia juga tak kalah antusias dalam memainkan gim besutan pengembang Niantic Labs ini. Bahkan, mereka mengaku main Pokemon Go hampir setiap hari.

Di mata Amy Ke (65), Pokemon Go adalah gim paling menarik yang pernah dimainkan. Alasan utama wanita asal Singapura bermain Pokemon Go awalnya karena ingin mengisi waktu luang dalam proses penyembuhan penyakitnya. Ke adalah seorang penderita kanker. Seringkali, ia menghabiskan perawatan di rumah sakit. Di situlah ia mulai merasa bosan.

“Dokter menyarankan saya untuk jalan-jalan di pagi hari, sekadar olahraga ringan. Saya pikir, jika jalan-jalan saja pasti membosankan. Maka itu saya memilih untuk main Pokemon Go setiap pagi saat berolahraga ringan,” ujar Ke.

Wanita yang masuk ke dalam tim Mystic ini mengungkap, ia sudah hampir mencapai level 40 dan sudah mengoleksi gold badge. Ia biasa mencari Pokemon langka lewat sebuah tracker third-party di Singapura. “Favorit saya itu Snorlax, sudah saya upgrade hingga versi paling kuat,” ia menuturkan.

Lain halnya dengan pria bernama Anthony Seow (61) yang mengaku ketagihan bermain Pokemon Go. Pria yang juga berdomisili di Singapura ini setidaknya butuh waktu dua jam per harinya untuk mencari Pokemon langka.

Berbeda dengan Ke, Seow baru mencapai level 37. Di mata Seow, Pokemon Go adalah gim yang "menyehatkan" diri karena harus memaksanya berjalan-jalan dan melakukan aktivitas fisik yang menghasilkan.

Tak cuma di Asia, fenomena lansia yang gemar bermain Pokemon Go juga terjadi di Negeri Paman Sam. Adalah Steve Ashie (65) yang berdomisili di Overland Park, Kansas (AS), mengaku juga tak bisa lepas dari Pokemon Go.

Saat ini, Ashie ada di level 33. Sama halnya dengan Seow, Ashie juga bermain Pokemon Go kurang lebih dua jam dalam satu hari. Pensiunan ini pun mampu berjalan sepanjang 8 mil saat asyik mencari Pokemon.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pokemon Go Tetap Berisiko Bagi Lansia

Walau digemari lansia, Pokemon Go tetap berisiko jika dimainkan tanpa menyadari aturan. Pasalnya, beberapa bulan lalu seorang kakek berusia 67 tahun dilaporkan meninggal dunia setelah menangkap Pokemon langka.

Peristiwa nahas tersebut ia alami sesaat sebelum ia menangkap Pokemon bernama Lapras. Setelah menangkapnya, ia langsung jatuh tergeletak dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Menurut informasi saksi mata setempat, kakek tersebut meninggal di area Marina Bay Sands. “Ia memegang smartphone dan layarnya masih memperlihatkan gim Pokemon Go,” kata seorang saksi mata seperti dikutip Mirror.

Tragisnya, saat hari di mana kakek tersebut meninggal, salah satu anggota keluarganya ada yang berulang tahun. Sang istri mengatakan, ia pergi setelah acara ulang tahun berlangsung. "Ia sangat suka main itu (Pokemon Go), seperti anak kecil,” kata sang istri.

“Tiba-tiba ada panggilan dari rumah sakit jam enam sore. Mereka menyuruh kami menemui suami saya untuk terakhir kalinya. Saya tak dapat berkata apa-apa lagi,” ia melanjutkan.

Menurut informasi dari staf Singapore General Hospital, si kakek meninggal karena serangan jantung. Setelah mereka melihat isi smartphone kakek tersebut, ia diyakini sebagai pemain Pokemon Go "garis keras". Bahkan, kakek itu sudah menangkap 200 jenis Pokemon dan mencapai level 28. *

(Jek/Ysl)