Sukses

Upaya Habis-habisan Telkom Pulihkan Layanan dari Anomali Telkom 1

Satelit Telkom 1 mengalami anomali sejak Jumat (25/8/2017) lalu yang mengakibatkan ribuan ATM offline alias tak bisa beroperasi.

Liputan6.com, Jakarta - Proses pemulihan (recovery) satelit Telkom 1 yang mengalami anomali sejak Jumat (25/8/2017) lalu masih terus berlangsung. Telkom memigrasi layanan satelit Telkom 1 ke satelit miliknya dan satelit asing sebagai tindakan percepatan pemulihan.

Ditemui saat konferensi pers, Senin (28/8/2017) kemarin, Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga mengaku bahwa pihaknya berupaya sekeras mungkin demi mempercepat pemulihan.

Pasalnya, sebagian besar pelanggan Very Small Aperture Terminal (VSAT) Telkom berasal dari kalangan perbankan, penyiaran (broadcasting), dan lembaga pemerintahan. Diketahui, ada ribuan ATM offline dan siaran terganggu akibat gangguan ini.

"Kami habis-habisan dalam melakukan pemulihan ini. Kami tak bisa sebut berapa biaya keluar dari recovery ini. Tetapi, at any cost, kami akan siapkan untuk recovery. Lagipula, tindakan pemulihan ini ada di dalam kontrak (Service Level Agreement/SLA) pelanggan Telkom 1," papar Alex.

Dalam melakukan migrasi ini, ungkap Alex, Telkom mengerahkan seluruh sumber daya operasional Telkom Group di seluruh Indonesia, mulai dari divisi internal, anak usaha hingga mitra terkait.

Tim Telkom melakukan pemantauan migrasi satelit Telkom 1. (Foto: Telkom)

Adapun sebanyak 77 persen transponder Telkom 1 dipindahkan ke Telkom 2 dan Telkom 3S. Sementara sisanya 23 persen terpenuhi oleh kapasitas satelit asing yang disewa Telkom, yakni satelit Hong Kong dan Tiongkok.

Selain itu, pihaknya juga mengirimkan tim teknis ke berbagai pulau untuk melakukan re-pointing antena di sejumlah ATM yang terdampak gangguan satelit. Bahkan, Telkom meminta bantuan tenaga lokal dengan melakukan pelatihan kilat pada VSAT.

Sebagaimana diketahui, satelit Telkom 1 mengalami anomali yang memicu pergeseran arah antena (pointing). Akibatnya, layanan yang mengandalkan satelit Telkom 1 menjadi terganggu. 

Tim teknisi Telkom melakukan re-pointing untuk layanan TVRI di Papua. (Doc: Telkom)

"Pekerjaan re-pointing tidaklah mudah. Ada rangkaian tes dan update database yang harus dilakukan. Proses ini juga memakan waktu," tambahnya.

Lebih lanjut, pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel ini juga memastikan proses pemulihan akan diprioritaskan pada layanan perbankan, penyiaran, dan lembaga pemerintahan.

"Hingga kini, proses recovery baru 17 persen dan akan tuntas pada 10 September," tegasnya.

2 dari 2 halaman

Investigasi Anomali Satelit

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab anomali yang memicu pergeseran arah antena (pointing) satelit Telkom 1 dan membuat layanan transponder terganggu.

Padahal, kata Alex, berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi Lockheed Martin pada 2014 dan 2016, satelit Telkom 1 tercatat dalam kondisi baik dan dapat beroperasi dalam beberapa tahun ke depan. Lockheed Martin adalah manufaktur yang memproduksi satelit Telkom 1.

"Bagi kami, fokus utama saat ini adalah melakukan pemulihan dengan menyediakan kapasitas untuk memindahkan transponder Telkom 1 ke satelit kami lainnya. Setelah itu, kami lakukan investigasi mendalam terkait anomali ini," ungkap Alex kepada Tekno Liputan6.com.

Pemulihan satelit Telkom 1 dengan training instan pada VSAT. (Foto: Telkom)

Kendati demikian, pihaknya tak menutup kemungkinan satelit Telkom 1 belum bisa beroperasi kembali. Telkom menargetkan tindakan pemulihan akan tuntas pada 10 September 2017.

Sekadar diketahui, pengoperasian dan pengendalian satelit Telkom berada di stasiun pengendali yang berlokasi di Cibinong, Jawa Barat. 

"Kami tetap punya kontrak technical assistant dengan pengelola di stasiun pengendali. Kami tetap memonitor dan koordinasi, in case ada hal-hal yang anomali seperti saat ini. Kami share persoalan, mereka akan kasih solusi," papar Alex.

Satelit Telkom 1 diluncurkan pada 1999. Satelit ini memiliki 24 transponder C-Band dan 12 extedend C-Band, serta beredar di orbit 108 derajat Bujur Timur (BT). Telkom 1 akan mengakhiri masa tugasnya pada 2018 dan digantikan satelit Telkom 4 yang akan meluncur pada 2018.

(Cas/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini: