Liputan6.com, Menlo Park - Sudah bukan rahasia jika Mark Zuckerberg dikabarkan ingin mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) di Pilpres AS 2020.
Namun, rumor tersebut belum terbukti benar sampai akhirnya beredar kampanye diam-diam pendiri sekaligus CEO Facebook itu pada akun resminya.
Menurut yang dilansir The Sun, Minggu (3/9/2017), kampanye itu tak sengaja tercium dari kritik Zuck--sapaan akrab Zuckerberg, terhadap sejumlah program yang diinisiasikan oleh Presiden Donald Trump belakangan ini.
Advertisement
Contoh, Zuck tidak setuju terhadap rencana Trump menghapus program DACA atau Deferred Action for Childhood Arrivals. DACA sendiri adalah program untuk imigran ilegal usia muda yang nantinya bisa tinggal di AS, tetapi harus bekerja.
Baca Juga
"Saya berada di pihak 'Dreamer'. Anak-anak yang dibawa ke negara ini, dibawa bersama orang tua mereka. Banyak juga yang sudah lama tinggal di sini. Karena itu, cinta mereka terhadap negara kita sangat besar," tulis suami dari Priscillan Chan itu.
"Anak-anak ini tahu kesempatan mereka, dan tidak ingin apa pun selain untuk melayani negara dan masyarakat. Mereka berhak untuk kesempatan itu," lanjutnya.
Tak cuma itu, Zuck pun mengecam atas rencana Trump yang ingin membangun tembok perbatasan Meksiko-AS.
"Saya melihat orang-orang dan negara ini mundur ke belakang, sepertinya ingin melawan gagasan soal dunia yang terkoneksi dan eksistensi dari komunitas global. Saya juga mendengar suara ketakutan untuk membangun tembok, dan keresahan mereka yang nanti dijuluki orang asing," ujarnya.
Selain itu, pria yang gemar mengenakan kaus abu-abu ini juga menyangsikan keputusan Trump yang absen menandatangani kesepakatan iklim Paris dalam menanggulangi perubahan alam.
Menurutnya, aksi tersebut tentu buruk bagi lingkungan, ekonomi, hingga membuat masa-masa depan anak-anak berisiko.
Menurut penerawangan laman Quartz, kecaman Zuck atas aksi Trump jelas mengisyaratkan dirinya berkampanye dengan sejumlah resolusi terhadap kemelut yang dialami AS saat ini.
Zuck Tepis Kabar Ingin Jadi Presiden AS
Walau demikian, Zuck sendiri menepis dirinya tidak akan mencalonkan diri sebagai Presiden AS.
Pada awal tahun ini, Zuck berkata tak memiliki secuil rencana pun untuk menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. “Tidak, saya tidak ada rencana (ingin jadi Presiden AS),” kata Zuck ketika dia diwawancari Buzzfeed News.
Zuck mengungkapkan, ia lebih memilih untuk membangun komunitas di Facebook dan bekerja untuk yayasannya, Chan Zuckerberg Initiative.
“Untuk saat ini, saya lebih memilih untuk membangun apa yang saya sudah dirikan. Saya ingin memperkuat komunitas dari masyarakat agar bisa merasakan manfaat dari Facebook,” lanjutnya.
Sekadar informasi, Zuck mengawali 2017 dengan melakukan salah satu resolusinya, yakni bertemu masyarakat di tiap negara bagian di AS.
"Tantangan pribadi saya untuk 2017 adalah mengunjungi dan bertemu orang di tiap negara bagian di AS hingga akhir tahun," timpal Zuck.
Zuck sendiri sudah pergi ke sekitar 30 negara bagian lagi untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Harvard itu pun berharap bisa bertemu lebih banyak orang. Selain itu, mereka bisa saling berbagi mengenai kehidupan, pekerjaan, termasuk pemikiran tentang masa depan.
Bersama sang istri, Priscilla, Zuck telah melakukan perjalanan panjang. Lalu, selama perjalanan tersebut, mereka juga berhenti di kota-kota kecil dan sejumlah universitas.
Keduanya sempat mengunjungi kantor Facebook di seluruh AS. Mereka juga tak sungkan untuk mengunjungi tempat-tempat menarik yang disarankan oleh pengguna Facebook sepanjang perjalanan tersebut.
(Jek/Ysl)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement