Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka, KFC Tiongkok ternyata memiliki cara baru bertransaksi untuk para pelanggannya. Lewat cara baru ini, pelanggan cukup membayar dengan senyuman untuk makanan yang dipesannya.
Namun tak sekadar tersenyum, KFC sebenarnya menggunakan sistem pengenalan wajah untuk melakukan transaksi. Sistem bernama "Smile to Pay" ini merupakan strategi waralaba ayam goreng itu untuk menarik konsumen yang lebih muda.
Advertisement
Baca Juga
Kendati mengusung nama KFC, sebenarnya teknologi ini digunakan di restoran KPRO. Rumah makan yang berlokasi di kota Hangzhou tersebut merupakan restoran baru KFC yang menyajikan salad, panini, dan jus segar.Â
Sekadar diketahui, teknologi ini diboyong oleh Yum China Holdings selaku pemegang lisensi KFC di Tiongkok. Untuk mendukung sistem terbaru ini, Yum China menggandeng Ant Financial, penyedia software pengenal wajah.
Anak perusahaan Alibaba itu menyebut, penerapan teknologi ini secara komersial merupakan yang kali pertama dilakukan di seluruh dunia. Untuk mencegah penipuan, pelanggan harus memasukkan nomor teleponnya selain memindai wajah mereka di kios pemesanan.
Melalui teknologi ini, konsumen cukup memindai wajahnya di mesin pemesanan. Setelah pemindaian, konsumen akan mendapatkan nomor verifikasi yang dikirimkan ke nomor ponsel untuk melakukan transaksi.Â
"Mengombinasikan kamera 3D dan algoritma deteksi, Smile to Pay secara efektif dapat memblokir upaya aksi curang dari pelanggan yang memanfaatkan foto atau video untuk melakukan pembayaran," ujar Director Biometric Identification Teknology Ant Financial, Jidong Chen.
Ant juga tak sendiri dalam pengembangan teknologi ini. Perusahaan itu turut bekerja sama dengan startup asal Beijing, Megvii, yang mengembangkan teknologi pengenalan wajah bernama Face++.
Bukan pertama kali
Sebagai informasi, ini bukan kali pertama KFC Tiongkok memanfaatkan teknologi tersebut. Sebelumnya, KFC bekerja sama dengan Baidu untuk mengembangkan sistem pemesanan berbasis pengenalan wajah.Â
Di restoran KFC yang berlokasi di Beijing, keduanya menghadirkan sistem rekomendasi makanan berdasarkan informasi pelanggan. Sistem itu akan mendeteksi jenis kelamin, ekspresi wajah, dan usia pelanggan.Â
"Sebagai contoh, pelanggan berjenis kelamin laki-laki berusia sekitar 20 tahun dapat memesan satu set menu ayam, hamburger, sayap ayam, dan sebotol cola untuk makan siang. Pelanggan perempuan berusia sekitar 50 tahun akan direkomendasikan membeli bubur dan susu kedelai sebagai menu sarapan."
Apabila konsumen tak menyukai rekomendasi tersebut, ia juga dapat menolaknya. Menariknya, sistem ini juga bisa mengenali pelanggan setia, sehingga bisa merekomendasikan menu-menu favorit pelanggan tersebut.
KFC Tiongkok memang dikenal cukup inovatif dalam hal pengembangan teknologi. Restoran cepat saji itu sempat menghadirkan robot sebagai petugas customer service di salah satu gerai di kota Shanghai
(Dam/Isk)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:Â
Advertisement