Sukses

Nyaris Menangis, Tim Cook: Saya Tak Bisa Lupakan Steve Jobs

Apple Special Event dibuka dengan sesi tribut Steve Jobs, dibawakan CEO Apple Tim Cook secara emosional. Apa yang ingin ia sampaikan?

Liputan6.com, Cupertino - Peluncuran perangkat baru Apple yang berlangsung pada Selasa pagi (12/9/2017) waktu setempat, dibuka oleh sang CEO Tim Cook. Tak seperti biasa, orang nomor satu di Apple itu justru membuka sesi dengan sepatah kata untuk mendiang Steve Jobs, pendiri Apple.

Sesaat sebelum Cook beranjak ke panggung, lampu auditorium Steve Jobs Theater perlahan meredup, diiringi rekaman suara Steve Jobs dengan kumpulan foto-foto dirinya di layar besar.

Suara rekaman Jobs diambil dari sejumlah sesi keynotes selama ia masih hidup. Salah satu kutipan kalimat yang begitu melekat di telinga pengunjung adalah upaya untuk terus membawa Apple sebagai perusahaan teknologi yang apa adanya dan menjunjung tinggi idealisme orisinalitas. 

"Ingat apa yang paling penting, tetaplah apa adanya. Inilah yang akan terus membawa Apple sebagai Apple," ujar Jobs.

Setelah rekaman Jobs berakhir, Cook pun tiba di panggung. "Saya benar-benar suka mendengar suaranya. Dan saya pikir, Steve-lah yang harus membuka auditorium ini," ujar Cook sebagaimana dikutip Mirror, Jumat (15/9/2017).

Kontan, suara Cook langsung bergemetar. Jelas dari raut wajahnya, Cook menahan emosi karena terhanyut mengenang Jobs di pembukaan sesi tersebut.

Bahkan, menurut kesaksian pengunjung yang lokasinya paling dekat dengan panggung, mereka bisa melihat Cook sepertinya nyaris menangis.

"Saya tak bisa melupakannya. Sungguh, tidak ada satu hari pun di mana saya bisa melupakannya," kata Cook.

Suasana auditorium Steve Jobs Theater pun langsung haru. Sesi tribut khusus untuk Steve Jobs ini juga sengaja dihelat untuk meresmikan pembukaan Steve Jobs Theater dan 10 tahun peringatan iPhone.

2 dari 2 halaman

Steve Jobs di Mata Tim Cook

Di mata Tim Cook, Steve Jobs adalah sosok yang sangat berpengaruh dan paling penting bagi kemajuan Apple di ranah teknologi.

"Bagi saya, Steve tak akan pernah terganti. Ia merupakan sosok yang orisinal, ide-idenya, gagasannya, dan penemuannya yang selalu asli sukses membuat orang-orang di sekitarnya terkagum-kagum. Saya sendiri masih tak percaya peran saya kini menggantikan Steve," kenang Cook saat diwawancara Mirror beberapa waktu lalu.

"Ketika saya didaulat menjadi CEO Apple, saya berpikir saat itu Steve masih ada. Kenyataannya, hari itu (hari di mana ia meninggal dunia) merupakan hari terburuk bagi saya."

Di tahun kematian Steve Jobs, Apple menjadi salah satu perusahaan dengan nilai aset paling berharga, yakni sebesar US$ 42,4 miliar atau setara dengan Rp 555 triliun.

Jobs dinilai banyak orang--khususnya para fanboy Apple--adalah 'dewa' yang memimpin Apple dengan sangat sukses.

Inovasi yang dibawa Jobs selalu segar dan dinantikan banyak orang. Di bawah kepemimpinannya, Apple bukan saja sekadar menjadi brand perangkat teknologi, melainkan brand eksklusif yang produk-produknya mampu menjadi pengendali tren di pasaran.

Akan tetapi, Cook pun adalah sosok yang bukan tanpa prestasi. Ia terbukti berhasil membawa Apple menjadi perusahaan dengan keuntungan paling besar dalam waktu tiga bulan, tepatnya pada kuartal empat 2014 lalu.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: