Sukses

Lewat Satelit, NASA Bantu Prediksi Penyebaran Malaria

Melalui metode ini, peneliti dapat memetakan daerah yang diprediksi merupakan tempat berkembang biak nyamuk penyebab malaria.

Liputan6.com, Jakarta - Malaria merupakan salah satu penyakit yang menyasar penduduk di wilayah tropis. Meski saat ini sudah dapat diatasi, para peneliti sebenarnya masih sulit memprediksi penyebaran penyakit ini.

Namun baru-baru ini, peneliti dari NASA memanfaatkan satelit untuk dapat memantau penyebaran penyakit tersebut. Dikutip dari Engadget, Senin (18/9/2017), penelitian memetakan daerah dengan kondisi yang sesuai dengan habitat hidup nyamuk.

Seperti diketahui, nyamuk biasanya memilih tempat dengan suhu hangat dan memiliki cukup banyak air. Karena itu, satelit akan digunakan untuk mengidentifikasi daerah dengan kelembapan cukup tinggi.

Para peneliti akan menyasar wilayah yang kerap banjir dan terjadi penggundulan hutan. Dengan sistem ini, peneliti berharap dapat memprediksi penyebaran penyakit hingga tiga bulan sebelum wilayah itu terjangkit.

Kendati demikian, sistem ini masih perlu disempurnakan sebelum benar-benar siap digunakan secara penuh. Menurut perkiraan, sistem ini dapat benar-benar dimanfaatkan dalam beberapa tahun ke depan.

Apabila berjalan lancar, penggunaan satelit ini dapat mencegah penyebaran penyakit malaria dalam waktu yang cukup singkat. Hal itu juga dapat membantu pemerintah setempat menemukan cara paling efisien untuk mengatasi penyakit ini.

Sekadar informasi, negara seperti Peru sampai saat ini masih harus mendistribusikan jaring tidur, obat nyamuk, dan perangkat lain saat malaria menyerang. Melalui penerapan sistem ini, respon pemerintah dapat lebih tepat sasaran. 

Selain malaria, metode ini disebut dapat diterapkan pula untuk memperkirakan penyebaran penyakit lain. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah penyakit yang juga disebabkan oleh nyamuk, seperti zika dan demam berdarah. 

(Dam/Cas)

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: