Liputan6.com, Jakarta - Mobil tanpa pengemudi alias mobil otonomos bukan lah hal baru. Sejumlah manufaktur mobil hingga perusahaan teknologi ternama, seperti Tesla, BMW, dan Microsoft, sudah mulai mengembangkan mobil ini.
Sayangnya, produksi mobil otonomos sempat terhambat karena kelompok advokasi konsumen Amerika Serikat (AS) mempertanyakan keamanan dan keselamatan penumpang.Â
Advertisement
Baca Juga
Namun, para produsen mobil otonomos kini sudah bisa bernafas lega. Pasalnya, dewan perwakilan rakyat di AS sudah memberikan lampu hijau dengan meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU)Â mobil otonomos.
Anggota DPR dari wilayah Oregon, Greg Walden menekankan bahwa mobil otonomos adalah teknologi yang sangat dibutuhkan saat ini. Apalagi, menurut Walden, sebesar 94 persen kecelakaan lalu lintas terjadi karena kesalahan manusia.
Kedua majelis kongres AS kini tinggal menyepakati RUU ini sebelum disahkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Dengan begitu, tinggal menunggu waktu sebelum mobil otonomos resmi dirilis untuk publik dan sampai ke Indonesia.
Konsep mobil tanpa pengemudi sebetulnya dinilai efisien karena memudahkan aktivitas manusia. Domino Pizza di Amerika Serikat (AS) menggunakan mobil otonomos untuk mengantar pesanan. Tak hanya itu, mobil ini bisa membantu kalangan lanjut usia (lansia) untuk berpergian.
Meski sempat ditentang, manufaktur mobil di AS menanggapinya dengan menyebutkan bahwa mobil otonomos jauh lebih aman. Semua ini berkat adanya kamera, laser, sensor, serta teknologi lainnya yang disematkan pada mobil otonomos.
(Theofilus Ifan Sucipto/Cas)