Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian baru saja menangkap sejumlah pelaku skimming ATM beberapa waktu lalu. Berdasarkan penelusuran, para pelaku diketahui merupakan warga negara Bulgaria.
Advertisement
Para pelaku ternyata menjadikan Bali sebagai lokasi operasi pencurian ini. Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan, lokasi tersebut memang menjadi tempat favorit aksi kriminal semacam ini.
"Bali menurut Europol (Kepolisian Uni Eropa) menjadi lokasi ketiga paling favorit para pelaku tindak skimming ATM. Padahal Indonesia (yang dibedakan dari Bali) menduduki peringkat ketujuh," tuturnya melalui pesan singkat, Senin (25/9/2017).
Karenanya, untuk mencegah menjadi korban kriminal dengan modus ini, Pratama menyarankan agar nasabah mengenal betul bentuk fisik ATM. Ada dua komponen yang perlu menjadi perhatian, yakni pada mulut kartu dan keyboard pad.
"Karena skimmer yang ditambahkan pasti akan mengubah bentuk ATM sehingga terlihat tak biasa," tuturnya. Selain itu, pastikan untuk menggunakan ATM yang relatif ramai dan memiliki tenaga pengamanan.
Ia mencontohkan, nasabah dapat memilih ATM yang berada di minimarket. Sebagai tambahan, nasabah perlu mengecek mutasi melalui internet banking atau notifikasi SMS Banking untuk mengetahui apabila ada transaksi mencurigakan.
"Sebagai langkah edukasi, sebaiknya pihak perbankan selalu menyertakan poster bentuk ATM standar di setiap lokasi mesin ATM berada, sehingga masyarakat dapat lebih waspada," ujarnya.
Sekadar informasi, Unit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Bali memang baru saja menangkap dua warga negara asing yang tertangkap basah sedang mengambil alat skimmer di ATM Bank BNI di salah satu tempat wisata di Pulau Dewata.
Adapun modus operandi yang dilakukan kawanan ini adalah memasang skimmer di ATM. Nantinya, alat itu akan mencuri data lewat skimmer dan router.
Selanjutnya, ada tim di luar negeri yang mengolah data dan memproduksi kartu. Para pelaku juga sudah menyiapkan tim untuk menarik uang korban dan menghabiskannya.
Baca Juga
(Dam/Isk)
Simak Video Pilihan Berikut Ini: