Liputan6.com, Jakarta - Deliveree telah bermitra dengan lebih dari 5.000 pengemudi di Jabodetabek, dari perusahaan truk, pemilik rental hingga pemilik armada pribadi. Deliveree hanya menerima sekitar 30 persen dari total pengemudi yang mendaftar.
Setiap pengemudi wajib mengikuti pelatihan yang mencakup standar pelayanan bagi pelanggan, keahlian problem solving, dan wajib mengikuti tes tertulis dengan syarat kelulusan minimal 80 persen. Hal ini menjadikan Deliveree mampu menyaring pengemudi terbaik untuk melayani pelanggan.
Marketplace penyedia layanan logistik yang didukung oleh teknologi mobile dan webapp, Deliveree, kemudian memperluas layanannya dengan menjajaki pasar truk komersil.
Advertisement
Dalam hal ini startup besutan perusahaan venture capital dan venture builder asal Thailand tersebut meluncurkan engkel box (colt diesel engkel/CDE) berkapasitas dua ton untuk pengiriman ke seluruh Jabodetabek.
Baca Juga
Deliveree memulai harga pengiriman dengan engkel box dengan tarif Rp 320.000 untuk 5 km (kilometer) pertama, dan Rp 7.000 untuk km berikutnya. Pelanggan juga bisa memesan truk untuk pengiriman 12 jam penuh dengan jarak tidak terbatas seharga Rp 900.000.
“Kami berusaha membantu bisnis di Indonesia dengan mendengarkan kebutuhan dan kendala yang dihadapi. Salah satu solusi yang dibutuhkan adalah peluncuran CDE ini," ujar Tom Kim, CEO Deliveree Group’s International melalui keterangannya, Selasa (26/9/2017) di Jakarta.
Ditambahkan Tom Kim, pelanggan juga dapat segera memesan truk komersil lainnya. Ia berujar, saat ini Deliveree bersiap-siap menghadirkan truk CDD (colt diesel double) dan wingbox beberapa bulan ke depan.
Industri logistik di Asia Tenggara bernilai sekitar US$ 300 miliar. Menurut catatan World Bank, dua pertiga nilai tersebut berasal dari Indonesia. Dari angka ini, biaya logistik di Indonesia juga menyerap hampir 20 persen dari biaya penjualan, sekaligus menjadi yang tertinggi dibandingkan negara lainnya di Asia Tenggara.
Sebagai perusahaan penyedia layanan logistik bagi pebisnis, Deliveree ingin menurunkan angka ini hingga 15 persen sampai 20 persen lebih rendah.
(Isk/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini