Liputan6.com, Jakarta - Teori mengenai asal-usul kehidupan di Bumi masih menjadi tanda tanya, mengingat sampai saat ini belum ada satu gagasan utuh yang menjawab pertanyaan cara kehidupan berkembang di planet ini.
Karenanya, tak heran apabila ada sejumlah teori yang berkembang mengenai asal-usul kehidupan di planet Bumi. Salah satunya adalah kemungkinan kehidupan di planet ini ternyata berasal dari luar angkasa.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Engadget, Kamis (5/10/2017), sekelompok ilmuwan dari McMaster University dan Max Planck Institute for Astronomy baru saja mengemukakan teori yang menyebut kehidupan di Bumi berawal dari meteor. Para peneliti memakai metode kuantitatif dalam riset ini.
Mereka mengambil data tentang Bumi lalu dimasukkan dalam sebuah model matematika yang sudah dibuat sebelumnya. Berdasarkan perhitungan tersebut para peneliti lalu mengambil kesimpulan.
Menurut para peneliti, kehidupan di planet ini berasal dari molekul organik yang terbawa meteorit dan jatuh di permukaan Bumi. Beberapa di antara molekul itu lantas terjatuh di daerah dengan air hangat yang memungkinkan berkembang.
Hasil perhitungan ini turut mendukung teori bahwa polimer RNA terbentuk di kolam air yang hangat. Meteorit sendiri berkontribusi mengirimkan banyak molekul organik yang membuat RNA mereplikasi diri setidaknya dalam satu kolam.
Lebih Awal dari Perkiraan
Perhitungan ini juga menemukan bahwa kehidupan di Bumi kemungkinan ada lebih awal dari perkiraan saat ini. Proses pertumbuhan kehidupan diprediksi muncul beberapa ratus juta tahun setelah planet ini mendingin dan memungkinkan permukaannya ditutup air.
Model kuantitatif semacam ini penting karena menjadi yang pertama kali dilakukan. Sebab, melibatkan semua variabel termasuk dari data kimia, biologis, termasuk geologis.
"Karena banyaknya masukan dari beberapa bidang, hal yang luar biasa bisa menyatukan itu semuanya," ujar Ralph Pudritz salah seorang peneliti.
Sekadar informasi, riset yang menyebut kehidupan di Bumi berasal di luar angkasa sebenarnya bukan kali pertama diungkapkan.
Sebelumnya, Dr Haruna Sugahara dari Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology di Yokohama menyebut komet menjadi pendorong kehidupan di Bumi. Komet yang bertubrukan dengan Bumi disebut kunci terbentuknya protein sebagai pangkal kehidupan.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Berikut Ini:Â
Advertisement