Liputan6.com, Mountain View - Kerja di perusahaan teknologi raksasa seperti Google memang menjadi impian banyak orang. Apalagi bagi Brandon. Pada 2013, pria yang waktu itu berusia 23 tahun yang baru saja pindah dari Massachusetts ke Mountain View, Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Dirinya tak pernah menyangka diterima sebagai software engineer di perusahaan beken yang digawangi Sundar Pichai tersebut. Senang bukan kepalang? Belum tentu. Banyak yang harus dikorbankan Brandon untuk bisa 'membayar' semua--apalagi kerja di Google.
Awalnya, Brandon memilih untuk tinggal di sebuah apartemen kecil yang letaknya tak jauh dari kantor Google. Ia memilih sebuah apartemen termurah dengan harga sekitar US$ 2.000 (setara dengan Rp 27 jutaan) per bulan.
Tahu bahwa harganya tak murah, Brandon akhirnya ambil risiko dengan mencoba hidup di apartemen. Namun, ia hidup benar-benar seadanya. Sebab, alokasi pengeluaran yang ia lakukan kebanyakan tersita ke uang kontrak apartemen bulanan. Dari situ Brandon merasa hidupnya tidak bahagia.
"Saya merasa tinggal di apartemen memang nyaman. Tapi saya juga pikir buat apa buang-buang uang untuk sesuatu yang terlalu berlebihan? Lagipula, jika saya bisa menekan pengeluaran dan tinggal di tempat yang lebih kecil, pasti uangnya bisa saya pakai untuk keperluan yang lebih berguna," kata Brandon kepada Business Insider, Kamis (19/10/2017).
"Jika begini terus-terusan, saya hanya akan membakar uang saja. Saya tidak menyeimbangkan kondisi finansial. Saya tidak membangun masa depan kalau terus begini."
Karena itu, Brandon memutuskan untuk memilih truk sebagai rumahnya. Ia membeli truk Ford 2006 dengan harga yang begitu miring.
"Saya pikir, tinggal di tempat yang lebih kecil akan memudahkan semuanya. Memang awalnya pilu kelihatannya, tinggal di dalam truk. Semua orang pasti berpikir, kerja di Google kok tinggalnya di truk? Saya sih tidak gubris. Yang penting, bagaimana caranya hidup sesederhana mungkin tapi tetap bahagia. Toh, saya masih tetap kerja di Google  kan?" tuturnya penuh semangat.
Sederhana Tapi Tetap Memanfaatkan Teknologi
Walau tinggal di boks truk yang kecil, Brandon mengklaim telah melengkapi truk dengan sejumlah teknologi yang ia kembangkan. Truk tersebut tidak menggunakan daya listrik. Jadi, Brandon tak perlu lagi membayar tagihan listrik bulanan.
"Lampu di truk ini menggunakan daya tenaga solar. Jadi, ia memiliki baterai dengan teknologi motion sensitive yang bisa menyala terang saat malam hari. Begitu pun perangkat elektronik lain. Sumber listrik saya manfaatkan dengan pengisian daya via tenaga solar," jelasnya menerangkan.
Kamar Brandon yang ada di dalam boks truk pun begitu kecil dan minimalis. Cuma ada kasur, lemari kecil, rak baju, dan sejumlah barang pribadi miliknya. "Saya enggak ingin banyak barang. Hidup sederhana itu juga bisa minimalis, lho," timpal Brandon.
Lalu, bagaimana dengan dapur dan kamar mandi? Cerdasnya Brandon, justru mengandalkan fasilitas mewah yang ada di markas Google. Kantin Google ia manfaatkan untuk waktu makan pagi, siang, dan malam. Sedangkan ia mandi dan berolahraga di fasilitas kebugaran Google.
Setelah beberapa waktu tinggal di dalam truk, Brandon mengaku telah lebih bahagia, apalagi dalam kondisi finansial. Ia mengaku, seringkali menghabiskan waktu bersama teman-temannya di restoran mahal San Franscisco.
"Ya karena uangnya saya simpan, ada yang ditabung dan ada yang digunakan untuk plesiran. Tempat tinggal bukan masalah, tapi yang penting bagaimana kita membahagiakan diri," pungkasnya.
Bagaimana, apakah kamu tertarik dengan gaya hidup sederhana tapi tetap bahagia ala Brandon?
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â
Advertisement