Liputan6.com, Jakarta - Mantan karyawan Human Resource Development (HRD) Google, Grand Lindsley, membagikan pengalamannya selama dua tahun sebagai "talent channels specialist" dalam sebuah tulisan di Washington Post.
Salah satu yang menarik dari tulisannya, tentang kecil kemungkinan orang-orang yang mendapat tawaran kerja di LinkedIn berhasil lolos proses perekrutan.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Business Insider, Jumat (20/10/2017), para karyawan HRD Google menggunakan sebuah software bernama TextExpander untuk menyalin pesan yang sama dan mengirimkannya kepada calon karyawan.
Program TextExpander menampilkan template email berisi salam pembuka, tautan soal deskripsi pekerjaan dan sejumlah pertanyaan
Lindsley mengirim ratusan pesan setiap pekan, yang sebagian besar pada akhirnya tidak berhasil lolos seleksi. Menurut Lindsley, untuk bisa bekerja di Google jauh lebih sulit dibandingkan bisa kuliah di Harvard University.
"Saya menjelajahi LinkedIn untuk mendapatkan engineer dengan keahlian khusus dan mengirim ratusan pesan setiap pekan. Kandidat beruntung yang sedikit jumlahnya akan pindah dari satu pekerjaan teknologi dengan bayaran tinggi ke yang lainnya," tulis Lindsley.
Google selama ini memang dikenal sebagai salah satu perusahaan paling bergensi di dunia dengan gaji yang cukup tinggi.
Raksasa mesin pencari ini juga termasuk salah satu perusahaan teknologi sukses, dan saat ini sedang berusaha meningkatkan keberagaman gender dan ras para karyawannya.
(Din/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: