Startup lokal penyedia e-Commerce untuk online untuk offline (O2O) Kudo resmi diakuisisi Grab. Akuisisi yang terjadi pada April 2017 ini bertujuan untuk mengoptimalkan layanan GrabPay--wadah utama transaksi cashless pengguna Grab.
Lantas, apakah upaya ini akan mengoptimalkan GrabPay lebih baik dengan menjadikannya sebagai aplikasi sendiri? Pasalnya, Go-Jek juga disebut-sebut akan membuat GoPay sebagai aplikasi standalone.
Ditesh Gathani, Head of Engineering Grab, mengaku kebiasaan penumpang memang telah berubah perlahan dari konvensional ke e-Wallet. Pihaknya sadar dalam setahun terakhir transaksi cashless telah berevolusi pesat, dan beberapa di antaranya dari Grab. Namun, ia mengatakan Grab belum punya rencana untuk memisahkan GrabPay sebagai aplikasi sendiri.
Baca Juga
"Kami tidak punya rencana itu untuk waktu sekarang, tetapi kami juga tidak tahu ya kalau rencana jangka panjang nanti (GrabPay) mau bagaimana. Kemungkinan itu selalu ada," ujar Ditesh kepada Tekno Liputan6.com di Kudoplex, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Sayang, Ditesh tidak menjabarkan lebih lanjut terkait seperti apa rencana Grab dan Kudo ingin membawa GrabPay untuk ke depannya. Yang pasti, pihak Kudo akan terus menjalankan bisnisnya dan juga akan mengoptimalkan layanan GrabPay.
"Dengan Kudo, kami bisa berekspansi lebih luas ke Indonesia. Kami bekerja begitu dekat dengan Kudo. Ada karyawan (Kudo) ke kantor Grab, lalu gantian karyawan Grab ke kantor Kudo untuk berdiskusi secara rutin setiap minggunya," terang Ditesh.
Sekadar informasi, GrabPay adalah satu solusi Grab untuk menawarkan metode transaksi nontunai yang mudah dan cepat. Adapun akuisisi Grab dengan Kudo merupakan investasi perdana dari master plan 'Grab 4 Indonesia 2020' yang diumumkan pada April 2017.
Grab juga berkomitmen menanamkan investasi senilai US$ 700 juta (Rp 9,3 triliun) untuk mendukung ekonomi digital Indonesia dengan dukungan berupa inovasi di bidang teknologi. Grab tidak menyebutkan berapa nilai akuisisinya terhadap Kudo. Menurut kabar yang beredar, Kudo ditawar dengan nilai US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,3 triliun.
Sayang, belum lama ini metode isi ulang tunai GrabPay--GrabPay Credits-- disetop untuk sementara. Alasannya, penyedia layanan ride-sharing tersebut tengah mengurus izin dengan Bank Indonesia (BI) untuk bisa memperluas layanan ini ke seluruh Indonesia. Pembekuan isi ulang GrabPay Credits mulai berlangsung sejak 16 Oktober 2017.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â