Sukses

Virtual Reality Berisiko bagi Kesehatan Anak-anak

Penggunaan VR headset secara berlebihan bagi anak-anak ternyata berisiko bagi kesehatan mata. Apa saja efek sampingnya?

Liputan6.com, California - Penelitian terbaru mengungkap penggunaan perangkat headset berbasis teknologi Virtual Reality (VR) berisiko bagi kesehatan anak-anak.

Penelitian yang dilakukan di Leeds Unviersity tersebut melibatkan anak-anak berusia 8-12 tahun untuk mencoba VR headset dan memainkannya selama 20 menit.

Hasilnya, anak-anak mengaku mengalami distraksi penglihatan dan pusing. Beberapa di antaranya sampai ada yang mual. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa teknologi VR belum sepenuhnya aman bagi anak-anak.

Jika anak dibiarkan menggunakan VR headset dalam waktu lebih dari 20 menit, risiko terberat yang mereka alami bisa jadi seperti vertigo atau rasa pusing berlebihan yang berlangsung secara terus-menerus.

Peneliti mengungkap, salah satu pemicu utama VR bisa mengancam kesehatan anak karena adanya pergerakan yang sangat cepat pada objek yang disaksikan di VR  headset.

Sebenarnya, bergerak dengan cepat tidak benar-benar membuat orang merasa pusing jika penggunanya memiliki tingkat keseimbangan yang baik.

Berbeda kasus dengan anak-anak lantaran mereka menonton konten video di VR headset dengan keseimbangan yang belum stabil.

"Masalahnya adalah perlambatan konstan dan kecepatan. Bukan pada seberapa cepat pergerakan, tetapi durasi perubahan tersebut," tulis peneliti dalam keterangan resminya.

"Saat penggunanya mencoba memainkan sebuah gim, sistem keseimbangan internal akan mencoba menyesuaikan dengan segala pergerakan. Misalnya, ketika melakukan putaran pada permainan jet tempur, kelihatannya dunia seperti berputar dengan cara yang aneh," lanjutnya.

Namun, sistem vestibular tubuh tidak mendapatkan input yang sama seperti biasanya. Hal inilah yang pada akhirnya membuat pemakai VR  headset menjadi pusing dan sedikit sakit.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: