Sukses

Demi Buka Akses, Mark Zuckerberg Kembali Lobi Pemerintah Tiongkok

CEO Facebook Mark Zuckerberg akhirnya kembali bertandang ke Beijing, Tiongkok. Ada apa keperluannya kali ini?

Liputan6.com, Beijing - CEO sekaligus pendiri Facebook Mark Zuckerberg, kembali bertolak ke Tiongkok pada akhir pekan ini. Pada posting terbarunya, Zuck--begitu akrab disapa, bertemu dengan mahasiswa Tsinghua School of Economics and Management di Beijing pada Sabtu (28/10/2017).

Lebih lanjut, dalam tulisan posting tersebut, Zuck berkata dirinya juga bertemu dengan jajaran eksekutif universitas. Diketahui, Zuck memang merupakan anggota jajaran eksekutif Tsinghua School of Economics and Management sejak 2014.

"Setiap tahun, saya selalu pergi ke Tiongkok. Perjalanan ini adalah cara terbaik bagi saya untuk terus berjalan dengan inovasi dan entrepreneurship yang ada di negara ini," tulis Zuck.

Namun, menurut informasi yang disampaikan Business Insider pada Minggu (29/10/2017), kedatangan Zuck ke Tiongkok lebih dari sekadar kunjungan universitas.

Disebut-sebut, Zuck ingin memanfatkan kesempatan ini untuk bertemu dengan pemerintah Tiongkok demi membuka akses Facebook. Tidak diungkap lebih detail apa agenda berikut Zuck setelah ia menghadiri pertemuan dengan jajaran eksekutif Tsinghua School of Economics and Management.

Facebook sendiri diblokir di Tiongkok sejak 2009. Beragam cara dilakukan Zuck dan pihaknya demi membuka akses di Tiongkok dan bisa digunakan oleh negara dengan pengguna internet terbesar di dunia tersebut.

Salah satu cara yang dilakukan adalah menyiapkan alat sensor konten yang berfungsi menyaring unggahan yang dianggap tak sesuai dengan regulasi di Tiongkok.

Selain itu, fokus utama Facebook juga ingin membantu pengembang dan pebisnis Tiongkok memperbesar layanannya hingga ke luar negeri melalui platform iklan Facebook.

Adapun Facebook bukanlah perusahaan pertama yang rela melakukan perubahan supaya bisa memasuki pasar Tiongkok.

Sebelumnya, Google juga dilaporkan berencana melakukan hal serupa. Raksasa mesin pencari itu bersedia memenuhi peraturan setempat dengan menyaring konten yang dianggap sensitif oleh pemerintah. Hal itu dilakukan setelah layanan Google tak ada di Tiongkok sejak 2010.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: