Liputan6.com, Jakarta - Menteri Multimedia dan Komunikasi Malaysia, Salleh Said, mengatakan regulator setempat sedang menyelidiki dugaan upaya penjualan data lebih dari 46 juta pengguna ponsel di internet. Upaya penjualan ini diketahui setelah sebelumnya dilaporkan terjadi kebocoran data besar di Malaysia pada bulan lalu.
Baca Juga
Advertisement
Menurut penuturan Salleh, regulator internet Malaysia yaitu Malaysian Communications and Multimedia Commision (MCMC) bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menyelidiki masalah tersebut.
"Kami sudah mengidentifikasi sejumlah sumber potensial terkait kebocoran tersebut dan kami akan segera menyelesaikan penyelidikan ini," tutur Salleh, seperti dilansir Reuters, Kamis (2/11/2017).
CEO MCMC, Mazlan Ismail, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi lokal untuk bekerjasama menangani kasus tersebut.
Kebocoran data di Malaysia pada bulan lalu, pertama kali dilaporkan oleh situs web teknologi lokal, Lowyat.net. Situs tersebut mendapatkan informasi mengenai seseorang yang berusaha menjual database besar berisi informasi pribadi di sebuah forum. Seluruh data tersebut dijual dengan harga Bitcoin yang tidak diungkapkan.
Database tersebut terdiri dari nomor telepon, nomor kartu pengenal, alamat rumah dan kartu SIM milik 46,2 juta konsumen dari sedikitnya 12 operator Malaysia. Populasi Malaysia berkisar 32 juta, tapi banyak orang memiliki beberapa nomor telepon sekaligus.
Database tersebut juga diyakini termasuk nomor yang tidak aktif dan milik turis yang mengunjungi Malaysia dalam waktu singkat. Selain itu, juga berisi informasi pribadi lebih dari 80 ribu orang yang bocor dari Malaysian Medical Council dan Malaysian Dental Association.
(Din/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: