Sukses

Kemkominfo Kontak Facebook Soal Konten Porno di WhatsApp

Menkominfo pastikan pihaknya tengah menghubungi Facebook terkait konten tak pantas yang ada di WhatsApp.

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna WhatsApp di Indonesia  baru saja dihebohkan karena penemuan konten tak pantas di aplikasi tersebut. Adapun konten yang dimaksud adalah fitur berkirim GIF yang ada di aplikasi milik Facebook tersebut.

Jadi, pengguna WhatsApp dimungkinkan untuk mencari konten GIF yang bernuansa dewasa tanpa sensor sedikit pun. Hal ini tentu menuai reaksi negatif dari pengguna di Tanah Air.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut pihaknya tengah berkomunikasi dengan pihak dari Facebook selaku pemilik WhatsApp.

"Sedang diurus dan diproses oleh teman-teman. Kami komunikasi juga dengan Facebook (WhatsApp)," ujar pria yang akrab dipanggil Chief RA melalui pesan singkat pada Liputan6.com, Minggu (5/11/2017).

Sekadar informasi, ramai temuan konten berbau pornografi di WhatsApp ini terjadi pada hari Minggu. Temuan ini sontak menghebohkan pengguna WhatsApp dan dengan cepat disebar ke pengguna lain.

Bahkan dalam pesan yang disebar tersebut, ada ajakan untuk memberi rating satu pada aplikasi WhatsApp di toko aplikasi. Hal itu dilakukan agar pengembang mau menghapus konten dewasa semacam ini.

2 dari 2 halaman

Terjadi juga di Telegram

Kasus serupa sebenarnya juga terjadi baru-baru ini. Ketika itu, aplikasi yang menjadi sorotan adalah Telegram karena memuat stiker bernuansa pornografi di aplikasinya.

Konten pornografi yang dimaksud hadir dalam stiker yang menampilkan hal tak pantas bagi pengguna di bawah umur. Stiker ini bahkan bisa dikirimkan dari satu pengguna ke pengguna lain dan dapat ditambahkan ke obrolan tanpa ada filter usia.

Kemkominfo ketika itu segera bertindak cepat. Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan saat itu menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Telegram untuk menutup akses ke stiker tersebut.

"Kami langsung tegur Pavel Durov (pendiri sekaligus CEO Telegram, red.). Enggak lama kok prosesnya, pokoknya (urusan) kita lancar. Paling tidak, saya bilang ke dia, kalau memang (stiker itu) enggak ada masalah di negara lain, ya dibikin agar tidak bisa diakses di Indonesia," jelas Semmy

Semmy mengaku, setelah kedatangan Durov ke Indonesia beberapa waktu lalu, proses komunikasi dan koordinasi antara Kemkominfo dan Telegram menjadi lebih lancar. Karena itu, jika pihaknya menemukan hal-hal yang cukup "mengejutkan" seperti ini, Telegram tentu langsung tanggap

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: