Liputan6.com, Jakarta - Twitter akhirnya resmi menambah batasan karakter yang dapat ditulis pengguna di platformnya. Situs microblogging itu kini memungkinkan pengguna untuk menulis kicauan hingga 280 karakter.
Sebelumnya, fitur ini sudah lebih dulu diuji coba pada September 2017. Ketika itu, Twitter baru menggulirkan kemampuan anyar ini pada beberapa pengguna saja.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Tech Crunch, Rabu (8/11/2017), fitur ini akan meluncur secara bertahap untuk seluruh pengguna dan mendukung hampir seluruh bahasa, kecuali Jepang, Korea, dan Mandarin.
Alasannya, satu karakter dalam tiga bahasa tersebut dianggap sudah mencakup banyak informasi. Sementara, bahasa lain membutuhkan karakter lebih panjang untuk menyampaikan sesuatu hal.Â
Keputusan untuk memperbarui kemampuan ini tak lepas dari kebiasaan para penguna. Menurut Twitter, banyak pengguna yang berkicau dalam bahasa seadanya karena batasan karakter yang ada di layanan tersebut.
"Penelitian kami menunjukkan kurangnya batas karakter membuat orang yang berkicau dalam bahasa seadanya," ujar Product Manager Twitter, Aliza Rosen beberapa waktu lalu.
Untuk itu, penambahan ini diharapkan dapat memudahkan pengguna untuk berkicau. CEO Twitter, Jack Dorsey juga menyuarakan rasa gembiranya terhadap penambahan batas kicauan di Twitter.
Menurutnya, perubahan kecil ini adalah langkah besar dan mengapresiasi timnya dalam menyelesaikan masalah di Twitter.
Â
Menyulut kontroversi
Kendati demikian, keputusan ini ternyata menuai kontroversi dari sejumlah pengguna. Mereka beralasan, pembatasan karakter merupakan merupakan ciri khas Twitter sehingga pengguna perlu memutar otak untuk membuat kicauan yang baik.
Tak hanya itu, banyak juga yang berpendapat penambahan jumlah kicauan menjadi 280 karakter membuat Twitter kian sulit dibaca. Sebab, tweet yang diunggah akan tampil lebih panjang dari biasanya.
Di sisi lain, ada pula yang meminta Twitter lebih fokus pada fitur yang diminta oleh pengguna. Salah satunya adalah mengatasi kicauan yang bernada pelecahan, intimidasi, atau perundungan.
Banyak pula yang menyebut karakter yang lebih panjang tak benar-benar menjadikan seseorang mengekspresikan dirinya dengan lebih baik. Mereka sebenarnya berbicara tentang hal yang sama, tapi memakai kata lebih banyak.
Seorang warganet bahkan sempat membuat guyonan dari kicauan CEO Twitter Jack Dorsey dengan 280 karakter. Jadi, ia menyunting kicauan tersebut hingga menjadi 140 karakter--seperti batasan Twitter sebelumnya--tanpa kehilangan arti tweet itu sendiri.
(Dam/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Advertisement