Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi berbagi unggahan video singkat Snapchat beberapa bulan terakhir dikabarkan mengalami pertumbuhan jumlah pengguna yang lambat.
Namun hal itu tidak membuat Tencent hilang kepercayaan pada startup besutan Evan Spiegel tersebut. Buktinya baru-baru ini raksasa teknologi Tiongkok Tencent justru mencaplok 12 persen saham Snap Inc, perusahaan Snapchat. Demikian seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari CNET, Jumat (10/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Informasi tersebut pertama kali terungkap dalam pengajuan arsip kuartal Snap kepada US Securities and Exchange Commission pada Rabu waktu Amerika Serikat (AS). Pembelian 12 persen saham Snap oleh Tencent diumumkan perusahaan yang layanannya sering disontek Facebook itu membukukan hasil pertumbuhan yang mengecewakan pada kuartal ini.
Dalam pengarsipan yang diajukan pada US Securities and Exchange Commission tersebut, Snap menyebutkan pihaknya telah lama terinspirasi kreativitas dan semangat kewirausahaan Tencent.
Pencaplokan saham itu bukan yang pertama kalinya dilakukan Tencent terhadap perusahaan Amerika. Tencent diketahui telah membeli 5 persen saham milik Tesla, Maret lalu.
Sekadar diketahui, Tencent memang dikenal sebagai salah satu dari tiga perusahaan teknologi raksasa di Tiongkok bersama dengan Baidu dan Alibaba.
Tencent merupakan pencipta gim mobile Tiongkok yang terkenal seperti Honor of Kings, Riot Games, dan League of Legends.
Sudah menjadi rahasia umum kalau Tencent memang berupaya melebarkan sayapnya ke AS. Perusahaan yang juga memiliki layanan pesan WeChat itu juga menghadirkan layanan pembayaran digital WeChat Pay ke AS, awal 2017.
Presiden Tencent Martin Lau mengatakan, perusahaan berharap bisa berbagi gagasan dan pengalaman kepada Snapchat dalam bentuk kolaborasi kedua perusahaan dalam gim mobile dan news feed, atau dalam bentuk lainnya.
Bantah Snapchat Ditutup
CEO Snap, Evan Spiegel, membantah layanan Snapchat akan ditutup pada bulan ini. Hoax mengenai penutupan Snapchat ini sempat viral di internet.
Dilansir Business Insider, berita hoax tersebut berasal dari situs web berita prank bernama Channel 45 News dan berhasil menipu banyak orang. Kemunculan informasi bohong itu akhirnya membuat Spiegel buka suara.
Melalui akun Twitter miliknya, Spiegel mengatakan bahwa berita soal penutupan Snapchat adalah bohong. Hoax ini sekaligus berhasil membawa Spiegel kembali ke Twitter setelah absen selama dua tahun.
Selain Spiegel, akun resmi Snapchat di Twitter, @snapchatsupport, juga menyampaikan bantahannya. "Kami tidak tutup. #fakenews," tulis @snapchatsupport.
Adapun hoax yang beredar menyebutkan Snapchat akan tutup pada 14 November 2017. Aplikasi itu dikatakan tidak lagi bisa ditemukan di semua toko aplikasi pada tanggal tersebut.
Channel 45 News menyebutkan alasan penutupan Snapchat terkait permasalahan hak cipta dan berbagai isu legal dengan Facebook, Instagram dan Musical.ly.
"Pada 14 November 2017, semua aplikasi Snapchat akan dihapus dari semua perangkat dan toko aplikasi. Disclaimer, semua data dan media yang ada di dalam aplikasi juga akan dihapus bersamaan dengan aplikasi," demikian isi hoax yang ditulis Channel 45 News.
(Tin/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement