Sukses

Ini Rencana Indosat Ooredoo Usai Menang Lelang 2,1GHz

CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahyudi mengungkapkan pihaknya akan melakukan penataan blok di frekuensi tersebut atau refarming.

Liputan6.com, Jakarta PT Indosat Ooredoo akhirnya didapuk sebagai pemenang lelang frekuensi 2.100MHz/2,1GHz. Lantas, apa rencana Indosat setelah memenangkan lelang frekuensi ini?

CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahyudi mengungkapkan pihaknya akan melakukan penataan blok di frekuensi tersebut atau refarming.

"Kita pasti akan gunakan setelah di-remap. Kan ada blok-blok yang harus diatur ulang. Ya mungkin timeline-nya baru mulai April 2018. Dari sekarang sampai April kita harus menata ulang blok," ujar Joy kepada Tekno Liputan6.com usai acara Digital Economy Briefing 2017 di kantor pusat Indosat Ooredoo, Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Pria yang sempat menjabat sebagai Chief Commercial Officer XL Axiata tersebut mengklaim, proses penataan ulang blok frekuensi ini membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Apalagi, kegiatan penataan ini akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Bisa jadi dimulai dari wilayah timur hingga akhirnya menyambangi Jakarta. 

Jika target rampung pada April 2018, Joy mengungkap frekuensi 2,1GHz bisa digunakan per Mei 2018. Untuk sekarang, frekuensi 2,1GHz memiliki 15 blok. Dengan demikian, pihaknya tinggal mengatur ulang blok mana yang akan digabung untuk seluruh wilayah Indonesia.

Selain Indosat, PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) juga dinobatkan sebagai pemenang di spektrum yang sama. Kedua operator seluler ini menawarkan harga tertinggi dengan nilai Rp 423 miliar.

 

2 dari 2 halaman

Fokus di Bisnis Telekomunikasi

Joy pun mengungkap visi dan misi utamanya dalam jangka panjang, di mana ia ingin kembali ke bisnis dasar Indosat--yakni murni telekomunikasi. Ia mengaku ingin memperkuat bisnis telekomunikasi dan tak ingin bermain di bisnis lain.

"Tahun-tahun sebelumnya kita banyak bermain-main bikin bisnis ini itu, sekarang semua kita setop. Kita back to basic. Kita ingin fokus menyediakan jaringan. Jadi, saya mau pastikan pembangunan jaringan jalan dengan baik, jangan tersendat-sendat. Itu saja dasarnya," paparnya.

Selain itu, Joy juga menegaskan pihaknya tak akan lagi berkutat di ranah bisnis e-Commerce. Seperti diketahui, Indosat dulu memang sempat membuka Cipika. Layanan e-Commerce ini akhirnya ditutup karena perusahaan belum menemukan model bisnis yang tepat dan menjanjikan.

"Jadi kita dulu kan sempat ada tuh (Cipika) banyak banget macem-macem dulu, sekarang sudah tutup semua. 80 persen dari capex kita pasti lari ke bisnis dasar. Nah, sisa 20 persen kita kan juga ada B2B (business-to-business)," pungkas Joy.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: