Sukses

Alasan Tri Ogah Berjuang Dapatkan Spektrum 2.3GHz

Tri Indonesia baru saja memenangkan lelang frekuensi 2.100MHz/2.1GHz. Lalu, mengapa Tri tak mau berjuang mendapatkan 2.300MHz/2.3GHz?

Liputan6.com, Jakarta - PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) baru saja memenangkan lelang frekuensi 2.100MHz/2.1GHz, mengalahkan peserta terakhir, yakni PT XL Axiata Tbk (XL). Lalu, mengapa operator seluler tersebut tak mau berjuang mendapatkan 2.300MHz/2.3GHz?

Wakil Direktur Tri Indonesia, M Danny Buldansyah mengatakan hal pertama yang menjadi alasan kuat perusahaan lebih memilih 2.100MHz karena nilainya hampir sama dengan 2.300MHz. Selain itu, pihaknya pesimistis bisa mendapatkan 2.300MHz.

"Di banyak pemberitaan media, Telkomsel akan fight di spektrum 2.300MHz. Dan kami rasa Tri tidak akan menang lelang di spektrum tersebut," ujar Danny di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Tak hanya itu, pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) itu mengatakan ekosistem atau handset yang kompatibel dengan spektrum 2.300MHz masih sedikit dan investasinya lebih banyak.

Sementara Gustiansyah Wilson, VP Network Planning and Contract Management Tri Indonesia memaparkan dari spesifikasi yang sudah ada di spektrum 2.100 MHz, tidak semua penyedia Base Transceiver Station (BTS) support dengan sistem tersebut.

Hingga semester I, pelanggan Tri tercatat sebanyak 59,2 juta pengguna, di mana hanya 10 persen yang menggunakan jaringan 2G. Total BTS Tri mencapai 56.000 unit yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan 18.000 BTS 3G, 22.000 BTS 2G, dan 14.000 BTS 4G.

 

2 dari 2 halaman

Siap Geber Jaringan 4G

 

Dengan tambahan blok baru, Tri mengaku siap menggeber jaringan 4G di Indonesia pasca-memenangkan lelang frekuensi di 2.100MHz. Kini Tri mengantongi tambahan pita selebar 5MHz.

"Kami akan menggunakan 5MHz itu untuk keperluan 4G di 2.100MHz. Saat ini memang 50 persen trafik kami masih berasal dari jaringan 3G," ujar Danny.

Kendati demikian, ia belum dapat memastikan apakah blok di 2.100MHz akan digunakan sepenuhnya untuk jaringan 4G. "Nanti lihat saja bagaimana hasilnya, tergantung trafik. Kalau lebih besar di 4G, ya kami pakai di sana," tuturnya.

Sebelum memenangkan lelang frekuensi, Tri hanya memiliki total spektrum selebar 20MHz. Rinciannya, 10MHz di 1.800MHz dan 10MHz di 2.100MHz.

Menurut Danny, jumlah spektrum yang dimilikinya tidak cukup untuk menampung trafik Tri yang terus meningkat. Apalagi, sebagian besar pelanggan Tri adalah kaum milenial yang haus data. Untuk itu, Tri membutuhkan tambahan frekuensi.

(Isk/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

 

Â