Sukses

iPhone X Dirakit Pelajar yang Dipaksa Kerja Lembur?

iPhone X dikabarkan dirakit oleh sejumlah pelajar sekolah yang 'dipaksa' kerja lembur. Bagaimana kisahnya?

Liputan6.com, Jakarta - iPhone X dikabarkan dirakit oleh siswa sekolah yang bekerja lembur. Hal ini pun telah dikonfirmasi Apple.

Dalam keterangannya kepada Mashable yang Tekno Liputan6.com kutip, Rabu (22/11/2017), Apple membenarkan sejumlah siswa yang magang di manufaktur iPhone di Tiongkok, Foxconn, bekerja lembur untuk merakit iPhone.

Informasi ini pertama kali diketahui saat enam siswa berusia antara 17-18 tahun dari Zhengzhou Urban Rail Transit School mengungkapkan kepada Financial Times.

Salah satu siswa, Yang (18), mengaku mereka dipaksa oleh sekolah untuk bekerja di pabrik untuk memenuhi persyaratan magang mereka.

"Kami dipaksa oleh sekolah untuk bekerja di sini, padahal pekerjaan di sini tidak ada kaitannya dengan pelajaran di sekolah," kata Yang. 

Salah satu siswa bahkan disebut-sebut merakit 1.200 unit iPhone dalam waktu sehari. Para siswa juga menyebut, mereka bisa bekerja hingga 11 jam per harinya.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Apple menegaskan, siswa tidak seharusnya bekerja lembur untuk merakit iPhone X.

"Selama penyelidikan, kami menemukan ada siswa magang yang bekerja lembur di fasilitas pemasok di Tiongkok. Kami telah mengonfirmasi para siswa tersebut bekerja sukarela, mendapat kompensasi, dan berbagai benefit menguntungkan. Namun, mereka seharusnya tidak diizinkan untuk bekerja lembur," kata juru bicara yang tidak disebut namanya.

2 dari 3 halaman

Pegawai Magang Bukan Pekerja Utama

Apple menggarisbawahi, pekerja magang di pabrik Foxconn--yang memiliki kapasitas produksi setengah juta iPhone per hari--bukanlah karyawan pokok di pabrik.

"Di pabrik ini program magang bersifat jangka pendek dan jumlah pemagang sangat sedikit dibandingkan total pekerja pabrik. Saat kami tahu para pelajar kerja lembur, kami telah mengambil langkah tegas," tutur dia.

Foxconn (Foto ilustrasi: mirror.co.uk)

Apple juga mengatakan, pihaknya memiliki spesialis yang bekerja memastikan segala hal sesuai standar yang harus dipatuhi. Namun, di pabrik yang mempekerjakan 350 ribu pekerja itu, segala hal tetap bisa terjadi.

Sekadar diketahui, bagi para pekerja di Tiongkok, bekerja lembur di pabrik-pabrik adalah keharusan. Bahkan, pada 2016, seorang mahasiswa New York University Dejian Zheng sempat menyamar bekerja di pabrik iPhone Pegatron.

Kepada Mashable, dia bercerita pengalamannya. Seperti Foxconn, Pegatron merupakan salah satu pabrik manufaktur iPhone.

Zheng mengatakan, dia bekerja 12 jam memasang 1.800 sekrup ke 1.800 unit iPhone. Pekerjaannya dilakukan selama enam hari. Kendati begitu, upah per bulannya hanya US$ 450 atau sekitar Rp 6 jutaan, termasuk saat ia bekerja lembur.

"Yang mengejutkan, lembur tidak bersifat sukarela. Pekerja sebenarnya agak dipaksa untuk lembur," tutur Zheng.

3 dari 3 halaman

Mahasiswa Menyamar Jadi Pegawai Pabrik iPhone

Dejian Zeng, seorang mahasiswa New York University, diam-diam menghabiskan waktu liburan musim panasnya dengan menyamar jadi buruh pabrik perakitan iPhone milik Pegatron di Tiongkok.

Mengutip laporan Phone Arena, penyamaran Zeng dilakukan untuk sebuah proyek dari kampusnya. Rupanya, bekerja di pabrik smartphone premium sekelas iPhone tak membuat buruh di dalamnya menjadi lebih kaya.

Mahasiswa ini ungkap situasi kerja di pabrik iPhone milik Pegatron di Tiongkok (Sumber: YouTube)

Hari pertama bekerja, Zeng diberi tugas membubuhkan stiker dan memasang sekrup untuk iPhone 6s. "Pertama saya ditugaskan ke departemen perakitan dan pengujian kemasan. Kami bertugas mengemas iPhone. Setelah Agustus 2016, kami lalu mulai perakitan iPhone 7. Saya bahkan bekerja di dua pos, yakni iPhone 6s dan iPhone 7," kata Zeng.

Para buruh sama sekali tidak diperbolehkan membawa smartphone ke dalam arena manufaktur. Hal lain yang diamati oleh Zeng adalah tiap buruh harus multitasking dan siap dipindahkan ke berbagai posisi kapan pun mereka dibutuhkan.

Selain buruh perakit ponsel, orang yang bertanggung jawab terhadap hasil kerja mereka adalah pemimpin kelompok dan line manager. Penanggung jawab pada tingkat selanjutnya ada manajer sesi, manajer divisi, dan direktur pabrik.

Para buruh pabrik perakitan iPhone harus sering lembur. Dalam penyamarannya, Zeng berhasil membuktikan rumor yang menyebutkan buruh pabrik bekerja dalam rentang waktu kerja yang panjang tapi bayarannya sedikit alias tak sesuai dengan beban kerja.

Demikian juga saat harus lembur, mereka tak diberi kompensasi yang sesuai. Zeng misalnya, ia bekerja selama 12 jam sehari tapi tiap harinya hanya dibayar untuk 10,5 jam.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Â