Liputan6.com, Jakarta - Klaim Apple soal jaminan keamanan Face ID dengan tingat eror 1:1.000.000 ternyata tidak berhasil meyakinkan pihak bank sepenuhnya. Perbankan merasa sistem keamanan tersebut masih sulit untuk diadaptasi, terlebih lagi keamanannya belum terbukti 100 persen.
Dilansir Softpedia, Kamis (23/11/2017), pihak bank dilaporkan menunda keputusan untuk mengintegrasikan Face ID pada aplikasi mobile mereka karena alasan keamanan. Sejumlah bank mengklaim Apple belum bisa membuktikan teknologi baru itu lebih aman daripada Touch ID.
Advertisement
Baca Juga
Media Korea Selatan, Korea Herald, mengklaim tidak kurang dari 20 bank lokal sejauh ini mengungkapkan kekhawatiran terhadap Face ID. Kekhawatiran muncul terutama setelah sejumlah pengujian baru-baru ini mengungkapkan sistem tersebut bisa ditembus oleh orang dengan wajah mirip, kembar atau hacker dengan topeng yang dibuat secara khusus.
"Sulit bagi kami mengadopsi teknologi biometrik (pada iPhne X) secara tiba-tiba, karena biasanya membutuhkan sejumlah waktu untuk menjalani beberapa prosedur keamanan sebelum mengadopsi teknologi baru. Ditambah lagi, teknologi pengenalan wajah tidak sepenuhnya terbukti," kata seorang perwakilan Kookmin Bank.
Di sisi lain, Face ID dilaporkan berhasil menarik perhatian beberapa bank di dunia. Sejumlah bank di Amerika Serikat dan dunia, dilaporkan berencana menambahkan Face ID dalam sistem aplikasi bank online mereka. Hal tersebut kemungkinan bisa direaliasikan dalam waktu dekat ini.
Saat ini, sejumlah aplikasi bank dengan dukungan Touch ID "dipaksa" oleh Application Programming Interface (API) untuk beralih ke Face ID pada iPhone X, meski ada pemberitahuan sistem pengenalan wajah belum kompatibel.
Namun, fitur tersebut diketahui hanya bekerja untuk autentikasi dan pembayaran, tapi aplikasi-aplikasi tersebut tetap membutuhkan dukungan penuh untuk keamanan dari pihak bank dan harus kompatibel dengan Face ID.
Â
Keamanan Face ID
Kehadiran Face ID diwarnai dengan beragam respon, termasuk soal implementasi teknologi tersebut. Salah satu yang mempertanyakan adalah senator Amerika Serikat (AS), Al Franken.
Franken mengunggah surat terbuka kepada CEO Apple, Tim Cook, tak lama setelah iPhone X diumumkan pada 12 September 2017. Dalam suratnya, senator dari Minnesota itu mengajukan sejumlah pertanyaan tentang implementasi teknologi Face ID.
Tak lama setelah itu, Apple memberikan informasi lebih banyak mengenai teknologi Face ID dalam bentuk white paper yang dipublikasikan di situs web perusahaan. Kemudian, Franken pada Senin (16/10/2017), mengirimkan respons Apple atas pertanyaannya kepada Business Insider.
Sebagian besar respons Apple berisi informasi yang sama seperti yang diunggah di situs web perusahaan. Namun, Apple memberikan sedikit rincian tambahan mengenai teknologi Face ID. Apple menjelaskan cara untuk membuat software Face ID dapat mengenali berbagai orang dengan wajah, gender, dan warna kulit berbeda.
"Aksesibilitas produk kepada orang-orang dari beragam ras dan etnik sangat penting bagi kami. Face ID menggunakan neural network wajah yang kami kembangkan menggunakan lebih dari satu miliar gambar, termasuk IR, serta kedalaman gambar yang dikumpulkan dalam penelitian dan telah mendapatkan persetujuan dari pesertanya," jelas Apple.
Para peserta penelitian tersebut berasal dari seluruh dunia yang mencakup perwakilan dari kelompok orang terkait gender, umur, etnis, dan berbagai faktor lainnya.
"Kami memperbanyak penelitian sesuai kebutuhan untuk memberikan tingkat akurasi yang tinggi bagi beragam pengguna. Selain itu, neural network juga sudah dilatih untuk mencegah upaya membuka kunci ponsel menggunakan foto atau topeng," tulis Apple dalam penjelasannya.
Respons Apple ini kian menegaskan langkah perusahaan untuk mengantisipasi berbagai isu keamanan dan privasi Face ID. Namun, Franken mengatakan, pihaknya akan berkomunikasi dengan Apple mengenai perlindungan data-data konsumen yang ada di dalam sistem Face ID.
(Din/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement