Liputan6.com, Adelaide - Bukan Elon Musk namanya jika tak punya ide-ide 'gila' nan inovatif. Musk memang dikenal dengan gagasannya yang ingin membawa manusia terbang ke Planet Mars. Tak cuma itu, miliarder muda ini diketahui juga tengah menciptakan baterai lithium ion terbesar di dunia.
Proses produksi baterai terbesar itu diketahui akan berlangsung di wilayah Australia Selatan. Baterai dengan kekuatan 100 megawatt tersebut akan diproduksi mulai 1 Desember 2017 dan akan memakan waktu sekitar 100 hari.
Advertisement
Baca Juga
Perdana Menteri Australia Jay Weatherill juga telah menyetujui produksi baterai raksasa tersebut. Ia mengungkap, proses produksi baterai juga akan dikerjakan oleh perusahaan bisnis energi asal Perancis.
Secara mekanisme, baterai akan menjadi pembangkit tenaga listrik yang bisa memberikan daya untuk 8.000 rumah 24 jam non-stop.
Baterai bisa juga menjadi 'generator' dengan memberikan tenaga ke lebih dari 30.000 rumah, dengan syarat dalam kondisi pemadaman listrik selama satu jam.
Rencana Pemerintah Australia Selatan
Dilanjutkan Weatherill, proyek tersebut memang merupakan bagian dari rencana pemerintah Australia dengan nilai US$ 550 juta. Proyek ditujukan untuk memberdayakan pasokan energi.
Weatherill mengungkap ada kisah menarik di balik proses produksi baterai raksasa ini. Dikatakan olehnya, produksi baterai tersebut terjadi akibat Elon Musk yang kalah taruhan.
Karena tak menang, Musk berjanji akan memasok baterai dalam waktu 100 hari dan memberikannya kepada pemerintah Australia secara cuma-cuma.
Dengan inovasi tersebut Weatherill mengungkap Australia bisa menjadi salah satu negara yang bisa memimpin proyek energi terbarukan.
"Kami ingin menjadi pemimpin energi terbarukan, salah satu inovasinya adalah baterai raksasa ini. Semoga teknologi Musk bisa membantu pemerintah mengatasi keterbatasan energi di Australia," pungkas Weatherill.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement