Sukses

Digisexual, Kelainan Orientasi Seksual Manusia pada Robot

Orientasi seksual Digisexual bahkan diyakini bakal meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut para ilmuwan, bukan tidak mungkin bagi manusia nanti bisa jatuh cinta dengan robot. Dalam hal ini, mereka mengklaim ketertarikan tersebut sebagai orientasi seksual baru dengan nama "Digisexual".

Menurut informasi yang dilansir Telegraph, Selasa (28/11/2017), para ilmuwan bahkan melakukan prediksi orientasi seksual ini akan meningkat seiring berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) pada robot.

"Sekarang saja, teknologi sudah menyediakan fasilitas bagi manusia untuk berinteraksi secara seksual. Channel pornografi menyediakan konten 3D yang bisa diakses via Virtual Reality (VR). Ada juga sexbots, asisten virtual yang dikhususkan untuk kegiatan dewasa," kata Profesor Neil Mccarthur, Direktur Pusat Etika Terapan dan Profesional di University of Manitoba, Kanada.

"Mungkin sudah saatnya saya mengatakan era seks virtual telah tiba. Dengan segala kecanggihan yang ditawarkan, adopsi orientasi seksual manusia akan beralih. Beberapa dari mereka mungkin sudah menjadi digisexual. Lebih tertarik dengan robot, yang berkaitan dengan teknologi," lanjutnya menerangkan.

2 dari 3 halaman

Pernikahan dengan Robot

"Tanda-tanda" digisexual memang sudah menyeruak sejak beberapa tahun terakhir. Yang paling bikin heboh adalah pernikahan wanita Prancis bernama Lilly dengan robot besutannya.

Ia membuat robot yang diberi nama InMoovator tersebut menggunakan printer 3D. Lilly diketahui hidup bersama InMoovator sekitar empat tahun lamanya. Di akun Twitter pribadinya, ia menulis, "Aku Digisexual, kami tidak menyakiti siapa pun, kami sangat bahagia."

Lilly dilaporkan sudah bertunangan dengan robot pujaannya dan mengaku akan menikah saat pernikahan manusia-robot legal di Prancis.

Wanita ini mengaku, ia menyadari tertarik kepada robot secara seksual saat dirinya masih berusia 19 tahun karena ia tidak suka melakukan kontak fisik dengan manusia. Ia bahkan bersikeras kalau kondisinya ini tidak konyol.

Ia beralasan, ini hanya gaya hidup alternatif. "Aku benar-benar hanya tertarik dengan robot," imbuhnya. Namun, Lilly tidak mengatakan secara detail, apakah ia dan InMoovator melakukan hubungan seksual.

"Ini hanyalah sebuah hubungan cinta, karena saya tidak suka kontak fisik dengan manusia," ungkapnya.

Keluarga dan teman-temannya telah menerima hubungan yang tidak biasa ini, tapi tidak semua orang yang ada di sekitarnya bisa memahami hal tersebut.

3 dari 3 halaman

Menikah dengan Robot Diakui Secara Hukum ada 2050?

Menurut sejumlah ahli, robot yang didukung oleh kecerdasan buatan dapat mengancam sejumlah pekerjaan pada masa depan. Namun, ternyata tak seluruh ahli berpendapat demikian. Salah satunya diungkapkan oleh Dr David Levy, seorang penulis dan ahli kecerdasan buatan.

Prediksi itu bukannya tanpa alasan, mengingat perkembangan robotik dan kecerdasan buatan akan sangat berkembang pada masa depan. Karena itu, kasus mengenai manusia yang akan menikah dengan robot setidaknya akan terjadi kurang lebih 35 tahun dari sekarang.

"Pernikahan pertama (robot dan manusia) akan terjadi sebelum 2050, bukan setelahnya," ujar Levy saat konferensi robot di London, beberapa waktu lalu.

Ia percaya bahwa menikah dengan robot akan diakui secara hukum, sama seperti pernikahan yang dilakukan oleh manusia. Keadaan itu juga dipengaruhi dengan semakin banyak manusia yang menerima konsep hubungan manusia dan robot pada masa depan.

Dengan demikian, masyarakat akan mengembangkan regulasi yang mengatur hubungan tersebut. Karenanya, manusia harus dapat mengenali kemungkinan nyata dari pernikahan dengan robot.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut: