Sukses

Kecanggihan Sistem Pengawasan Tiongkok dengan Kecerdasan Buatan

Otoritas Tiongkok telah memanfaatkan kamera CCTV dan kecerdasan buatan untuk memantau penduduk di wilayahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Tiongkok diketahui telah menggunakan sistem pengawasan super canggih. Berbekal kamera CCTV dan teknologi pengenalan wajah, otoritas negara tersebut dapat menemukan seseorang hanya dalam hitungan menit.

Hal itu dialami langsung oleh reporter BBC, John Sudworth, yang berkesempatan untuk menjajal kecanggihan sistem pengawasan di negara tersebut.

Dikutip dari Huffington Post, Jumat (15/12/2017), untuk menjajal teknologi itu, Sudworth diidentifikasikan sebagai seseorang pelaku kejahatan. Hasilnya, ia berhasil ditemukan oleh kepolisian setempat ketika berada di tengah keramaian hanya dalam waktu tujuh menit saja.

Otoritas Guiyang menuturkan, sebenarnya pihaknya menyimpan sejumlah besar data setiap orang yang dapat diidentifikasi, tanpa mempertimbangkan status kriminal.

Dengan cara itu, pemerintah setempat dapat benar-benar memantau pergerakan penduduk yang berada di kota itu. Otoritas juga dapat mengetahui orang lain yang ditemui hingga jadwal perjalanan seminggu penuh dari penduduk.

Di Tiongkok sendiri, kamera dengan kecerdasan buatan sudah banyak digunakan dan disebar di beberapa banyak titik keramaian.

Tak hanya dapat mengenali wajah, beberapa di antaranya juga dibekali kemampuan mengetahui umur, etnis, dan jenis kelamin.

Salah satu perusahaan yang memproduksi teknologi ini di Tiongkok adalah Dahua Technology. Perusahaan mengklaim produknya dapat mencocokkan wajah setiap penduduk dengan kartu identitasnya, sebagai bagian dari proses verifikasi.

2 dari 2 halaman

Tiongkok Memiliki Sistem Pengawasan Terbesar di Dunia

Tak hanya untuk pemerintah, sistem serupa sebenarnya juga diterapkan di sejumlah perusahaan. Tujuan dari pemasangan sistem itu adalah untuk mengawasi para pekerja dan memantau proses di pabrik.

Tiongkok sendiri diketahui sebagai negara dengan sistem pengawasan paling besar di dunia. Negara itu memiliki 170 juta CCTV yang tersebar di seluruh wilayah, dan akan terus bertambah hingga 400 juta di 2020.

Sistem keamanan itu pun terus mendapat pengembangan dengan dukungan kecerdasan buatan. Berbekal kecerdasan buatan pula, pemerintah dapat memperoleh lebih banyak informasi dari penduduk.

Pemerintah negara itu dilaporkan baru saja bekerja sama dengan startup unicorn bernama Face++. Perusahaan mampu menarik informasi penting seperti umur, wajah, termasuk pelat nomor dari data yang dikumpulkan.

Kendati disebut menjadi upaya penanggulangan keamanan, sistem ini ternyata tak diterima dengan baik oleh beberapa masyarakat. Sejumlah kelompok merasa, cara ini merupakan bentuk kesewenang-wenangan pemerintah.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â