Sukses

Eric Schmidt Lepas Jabatan Executive Chairman Alphabet

Alphabet, induk usaha Google, mengumumkan rencana pengunduran diri Eric Schmidt dari jabatan Executive Chairman.

Liputan6.com, Jakarta - Alphabet (induk usaha Google) mengumumkan rencana pengunduran diri Eric Schmidt dari jabatan Executive Chairman. Ia akan resmi melepas jabatan tersebut pada Januari 2018, setelahnya sekaligus mengakhiri perjalanan 17 tahun sebagai sosok sentral membantu Google dari sebuah startup menjadi perusahaan teknologi kelas dunia.

Selepas pengunduran dirinya, pria bernama lengkap Eric Emerson Schmidt itu akan melanjutkan perannya di Dewan Direksi Alphabet dan akan bertindak sebagai penasihat dengan fokus pada berbagai isu teknis dan sains.

"Ini adalah waktu yang tepat di dalam evolusi Alphabet untuk transisi ini," tulis Schmidt dalam pernyataanya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/12/2017).

CEO Alphabet, Larry Page, menyampaikan penghargaannya terhadap kepemimpinan pria berusia 62 tahun tersebut. "Saya sangat senang dengan kemajuan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan kami dan tentang para pemimpin kuat yang mendorong inovasi tersebut," ungkap Page dalam pernyataan resminya.

Schmidt yang direkrut oleh Page dan pendiri Google lain, Sergey Brin, menjabat sebagai CEO dari 2001 sampai 2011. Ia kerap berseloroh perannya tersebut sebagai "pengawasan orang dewasa".

Schmidt kemudian beralih peran sebagai Executive Chairman dan kerap berkeliling dunia untuk "menggembar-gemborkan" prestasi perusahaan, bernegosiasi dengan pemerintah tentang berbagai regulasi, serta membahas keadaan industri teknologi. Perannya sebagai Executive Chairman Google berlanjut hingga ke Alphabet.

"Ia membantu mereka (Google) dewasa menjadi bisnis yang kuat saat ini, tanpa membuang keunikan yang dimiliki Google selama masa-masa awal," kata Chief Technology Officer startup bernama Heptio, Joe Beda. Ia pernah menjadi karyawan Google selama 10 tahun.

2 dari 3 halaman

Prestasi Schmidt

Selama perjalanan kariernya, Schmidt memiliki banyak pencapaian besar termasuk membawa Google melantai di bursa pada 2004, mengembangkan berbagai inisiatif produk penting seperti OS Android dan mengawasi restrukturisasi besar-besaran perusahaan pada 2015, yaitu dengan menjadikan Google sebagai unit bisnis dari Alphabet selaku perusahaan induk.

CEO startup bernama Wizeline, Bismarch Lepe, yang merupakan karyawan Google selama 2003 hingga 2007, mengatakan bahwa Page, Brin, dan Schmidt memiliki pembagian tugas yang sangat baik. Page dan Brin fokus pada berbagai strategi teknologi dan produk, sedangkan Schmidt menangani strategi untuk membuat semua produk mencapai taraf global.

"Schmidt sangat pintar dan teknis, sehingga membuatnya sebagai sosok yang pas," tutur Lepe.

Perjalanan karier Scmidt bukan berarti tanpa masalah. Google, Apple, dan sejumlah perusahaan teknologi pernah menghadapi gugatan class action pada 2011, dengan tudingan para eksekutif termasuk Schmidt dan mendiang Steve Jobs, berkonspirasi untuk membuat gaji karyawan "rendah" dengan tidak saling merekrut karyawan.

Google juga pernah dituntut karena diduga menggaji perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Selain itu, raksasa internet tersebut juga pernah menghadapi serangkaian kasus antimonopoli di Eropa, meskipun Schmidt berperan penting dalam meyakinkan Komisi Perdagangan Federel Amerika Serikat (AS) untuk tidak melakukan tindakan antimonopoli di negara tersebut.

3 dari 3 halaman

Menjadi Inspirasi

Pria kelahiran Falls Church, Virginia, AS, tersebut menghabiskan lebih dari satu dekade di Sun Microsystems dan menjalankan perusahaan jaringan yang telah ditutup bernama Novell, sebelum bergabung dengan Google pada 2001.

IPO Google pada 2004 juga menjadi bagian penting dalam perkembangan industri teknologi. Menurut CTO Shape Security, yang sebelumnya karyawan Google sejak 2003 hingga 2010, Shuman Ghosemajumder, tak lama setelah IPO itu, Schmidt menggelar pertemuan dan mengumumkan ambisinya bersama Page dan Brin. Saat itu, mereka berambisi menjadikan Google sebagai perusahaan bernilai US$ 100 miliar.

Ghosemajumder menuturkan, dalam pertemuan itu, seorang karyawan Google mengajukan pertanyaan, "Apakah maksud Anda kapitalisasi pasar senilai US$ 100 miliar atau pendapatan US$ 100 miliar?

"Lalu Eric mengatakan, 'Anda pilih saja'. Hal itu sangat menginspirasi saya," ungkap Ghosemajumder.

Alphabet sendiri saat ini memiliki kapitalisasi pasar US$ 741 miliar. Analis memperkirakan pendapatan tahunan Alphabet pada tahun ini melampaui US$ 100 miliar.

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut: