Sukses

Opera Browser Bakal Didukung Fitur Anti-Penambangan Bitcoin

Opera menuturkan, cara kerja fitur ini sama dengan kemampuan pemblokiran iklan yang terintegrasi di browser.

Liputan6.com, Jakarta - Kepopuleran bitcoin membuat sejumlah pihak tak segan-segan memanfaatkan segala cara untuk menambangnya. Bahkan, sejumlah hacker disebut memanfaatkan komputer korban untuk melakukan hal tersebut secara diam-diam.

Melihat kondisi itu, Opera Browser dilaporkan siap menghadirkan fitur anti-penambangan bitcoin di software-nya. Dikutip dari NDTV, Rabu (27/12/2017), kehadiran fitur ini diketahui dari versi beta Opera versi 50 Release Candidate (RC).

Fitur bernama NoCoin ini berfungsi untuk memblokir laman yang disematkan dengan scripts penambangan dari cryptocurrency. Opera mengklaim fitur NoCoin akan bekerja seperti mekanisme software pemblokir iklan yang terintegrasi di peramban.

"Kami mematikan script mining cryptocurrency yang biasanya memanfaatkan kemampuan komputer sehingga bekerja lebih keras. Dengan fitur ini, pengguna dapat memblokir situs penambangan," tutur QA Opera Desktop, Kornelia Mielczarzyk di blog resmi perusahaan.

Selain kehadiran fitur NoCoin, peramban Opera terbaru ini juga sudah mendukung video 360 derajat untuk Oculus dan Chromecast. Sayangnya, perusahaan asal Norwegia tersebut belum mengungkap jadwal waktu rilis versi penuh dari seri terbaru ini.

Modus penambangan bitcoin dengan memanfaatkan perangkat orang lain memang tengah marak terjadi. Laporan terbaru menyebut sebuah gerai Starbucks di Buenos Aires, Argentina, ternyata diretas hacker dan digunakan untuk menambang mata uang cryptocurrency.

 

2 dari 2 halaman

Ikut Menyerang Facebook Messenger

Terbaru, firma keamanan Trend Micro juga menyebut modus semacam ini telah menyasar pengguna Facebook Messenger. Malware bernama "Digimine" ini hadir dalam bentuk tautan dan dokumen video.

Sama seperti modus lain, malware ini menyasar pengguna Facebook Messenger untuk menambang mata uang digital Monero. Namun jangan khawatir, malware hanya akan menyerang Facebook Messenger yang digunakan via desktop di browser Google Chrome.

Digimine diklaim sebagai malware berbahaya. Pasalnya, saat Digimine berhasil menginfeksi perangkat korban, ia akan memperlambat kinerja komputer dan menggunakan akun Facebook korban untuk mencari korban berikutnya.

"Jika malware berhasil masuk, akun Facebook korban secara otomatis digunakan, Digimine 'memanipulasi' Facebook Messenger--seolah-olah pengguna tersebut sedang chatting ke teman-temannya--dan mengirim tautan berbahaya ke korban berikutnya," jelas peneliti.

Ketika korban terserang, di sinilah hacker yang akan mendapat keuntungan. Jumlah mining mata uang digital Monero pun akan terus meningkat jika semakin banyak korban yang terkena malware ini.

Peneliti Trend Micro mengaku saat ini perangkat komputer memang rentan jadi incaran hacker karena mereka ingin memanfaatkannya sebagai platform untuk menambang mata uang digital.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â