Liputan6.com, Jakarta - Investor awal Facebook, Roger McNamee, dalam sepekan terakhir 'menyerang' Mark Zuckerberg dan perusahaan yang didirikannya karena dinilai menjadi sarana penyebaran informasi (hoax) dan telah merugikan pengguna. Ia menilai Facebook sudah seharusnya merombak ulang model bisnisnya.
Dilansir Business Insider, Kamis (18/1/2018), McNamee menulis sejumlah artikel di The Washington Monthly, The Washington Post, dan The Guardian, dalam sepekan terakhir berisikan Facebook telah mengabaikan "aktor-aktor jahat" yang memanipulasi platform tersebut.
Menurut McNamee, Zuckerberg seharusnya mengakui bahwa ia telah menolak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami para pengguna akibat beredarnya hoax di Facebook.
Advertisement
Baca Juga
Mantan mentor Zuckerberg itu mengatakan, telah menandai disinformasi terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) kepada Facebook pada awal 2017, tapi perusahaan tersebut tidak menanggapinya dengan serius.
"Platform tersebut telah dieksploitasi oleh aktor-aktor jahat termasuk para pendukung ekstrimis, tapi manajemen mengklaim perusahaan tersebut tidak bertanggungjawab. Para pengguna Facebook, saya peringatkan, mungkin tidak selalu setuju. Brand itu (Facebook) berisiko menjadi racun," tulis McNamee di The Washington Monthly.
Di The Washington Post, McNamee menilai Facebook dibuat khusus untuk disalahgunakan oleh aktor-aktor jahat. Kemudian para pengguna dibuat menjadi berharap lebih banyak berita palsu dan memanipulasi pemilihan.
"Berbagai alat yang membuat Facebook begitu adiktif untuk para pengguna dan sangat efektif untuk para pengiklan, menjadi berbahaya di tangan aktor-aktor jahat," jelasnya.
Ganti Algoritma Facebook
Ia pun menyalahkan sistem otomatisasi yang ada di Facebook. "Karena otomatisasi, Facebook saat ini tak bisa mencegah bahaya. Hal itu akan terjadi lagi dan lagi sampai Facebook mengambil langkah agresif. Masalah tidak akan bisa diselesaikan dengan menyewa pekerja kontrak untuk meninjau unggahan bermasalah. Perusahan harus mengubah berbagai prioritas algoritma dan melengkapi kembali model bisnisnya," lanjut McNamee.
McNamee memiliki peran penting dalam perkembangan Facebook di masa-masa awal. Menurut penuturannya, ia mendapatkan panggilan telepon dari Chief Privacy Officer Facebook, Chris Ziegler, pada 2006. Ziegler berharap McName sebagai seorang investor berpengalaman dan netral, bisa memberikan masukan kepada Zuckerberg muda tentang keputusan untuk menjual Facebook atau tidak.
McNamee kemudian bertemu dengan Zuckerberg dan memberi nasihat untuk tidak menjual Facebook. "Saya meyakinkan bahwa Mark telah menciptakan platform yang mengubah permainan dan pada akhirnya akan lebih besar dari Google kala itu," tulis McNamee.
Setelah berbincang selama beberapa waktu, Zuckerberg akhirnya mengungkapkan alasannya meminta nasihat kepada McNamee. Yahoo saat itu memberikan penawaran miliaran dollar untuk mengakuisisi Facebook dan semua orang mengatakan kepada Zuckerberg untuk mengambil kesempatan tersebut. Namun, Zuckerberg menolak tawaran tersebut sesuai dengan nasihat McNamee.
McNamee kemudian menjadi mentor Zuckerberg dan berinvestasi di Facebook melalui Elevation Partner, sebuah perusahaan investasi yang didirikannya bersama vokalis U2, Bono. Perannya sebagai mentor berakhir sebelum Facebook melantai di bursa, ketika anggota direksi Facebook seperti Marc Andreessen dan Peter Thiel mengambil alih peran tersebut.
Advertisement
Facebook Sarana Penyebar Hoax
Facebook belakangan dikritik karena dinilai menjadi platform yang digunakan oleh Rusia untuk mengintervensi Pemilihan Presiden AS pada 2016. Bukti yang ada menunjukkan banyak akun terkait Rusia berusaha mengekeksploitasi berbagai hal rasial di AS, dan menggunakan iklan yang ditargetkan di Facebook untuk memengaruhi para pemilih.
Zuckerberg pada 21 September 2017 menyatakan dirinya tidak menginginkan Facebook disalahgunakan. "Saya sangat peduli tentang proses demokrasi dan melindungi integritasnya. Saya tidak ingin siapa pun menggunakan tool-tool kami untuk merusak demokrasi," kata Zuckerberg dalam siaran langsung di Facebook saat itu.
(Din/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: