Liputan6.com, Jakarta - Apple bersiap menghadirkan fitur anyar versi terbaru iOS. Menurut CEO Apple, Tim Cook, dalam pembaruan di iOS 11 ini, pengguna dapat mengatur kemampuan baterainya.
Jadi, pengguna dimungkinkan untuk mematikan fitur di iOS yang sengaja dibuat untuk menurukan performa baterai. Keputusan ini diambil menyusul pengakuan Apple yang sengaja membuat lambat sejumlah model iPhone lawas untuk menjaga masa hidup baterai.
Advertisement
Baca Juga
Dalam wawancara dengan ABC News, Cook menuturkan pembaruan ini akan dihadirkan bulan depan untuk pengembang lebih dulu, sebelum akhirnya dirilis untuk publik. Menurutnya, langkah ini tak pernah dilakukan Apple sebelumnya.
"Kami akan memberi pengguna kemampuan untuk mengetahui kesehatan baterai perangkatnya. Jadi, ini sangat transparan," tuturnya seperti dikutip dari The Verge, Senin (22/1/2018).
Melalui pembaruan ini, pengguna juga akan mendapat informasi lebih jelas apabila performa iPhone-nya dibuat melambat. Ia menuturkan, penurunan performa sengaja dilakukan untuk mencegah perangkat tiba-tiba mati.
"Jika pengguna tak menginginkan hal tersebut (penurunan performa), mereka dapat mematikannya. Namun, ini tak direkomendasikan," tuturnya. Rencananya, iOS 11 versi beta akan meluncur awal Februari, dan diperkirakan siap rilis ke publik pada Maret tahun ini.
Apple sebelumnya telah mengungkapkan alasan memperlambat kinerja iPhone lawas. Hal tersebut harus dilakukan untuk mengatasi degradasi baterai sebagai cara mencegah shutdown yang tidak terduga.
"Tujuan kami adalah memberikan pengalaman terbaik untuk para konsumen, yang termasuk kinerja secara keseluruhan dan memperpanjang masa hidup perangkat mereka," jelas pihak Apple pada bulan lalu.
Tim Cook Sebut Pengguna Tak Baca Pemberitahuan
Apple sengaja memperlambat kinerja iPhone untuk mempertahankan masa pakai baterai. Selain itu, pada saat bersamaan juga bisa mencegah daya tahan baterai terkuras lebih cepat dari perkiraan, karena dapat menyebabkan perangkat mati mendadak.
Cook dalam sebuah sesi wawancara dengan ABC menjelaskan Apple sebenarnya tidak pernah berniat merahasiakan penurunan kinerja iPhone kepada para pengguna.
Menurutnya, Apple sudah memberitahukan mengenai hal tersebut dalam catatan pembaruan iOS, tapi banyak pengguna tidak membacanya.
"Ketika kami merilis pembaruan software, kami menjelaskannya. Namun, saya pikir tidak banyak orang yang memperhatikannya. Mungkin kami harus lebih jelas lagi (memberi informasi)," kata Cook,
Kendati demikian, Cook atas nama Apple tetap menyampaikan permintaan maaf kepada pengguna atas persoalan tersebut. Apple kini mengadapi gugatan class-action, dengan beberapa di antara mereka meminta perusahaan tersebut memberikan uang ganti rugi.
Advertisement
Dikritik Pemerintah
Selain dikritik oleh para penggunannya, Apple juga harus menjelaskan cara perusahaan menurunkan performa iPhone dan rencana untuk mengatasi masalah tersebut oleh pemerintah di beberapa negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Selain itu, Prancis dilaporkan melakukan investigasi yang kemungkinan akan membuat Apple harus membayar denda dalam jumlah cukup besar.
Apple mengakui soal software iPhone yang bisa membuat kinerja ponsel melambat pada Desember 2017 dan sudah menyampaikan permintaan maaf.
Sebagai bentuk permintaan maaf, Apple memangkas harga penggantian baterai. Perusahaan juga akan melakukan perubahan pada software untuk menunjukkan kepada pengguna baterai tersebut bekerja dengan baik.
Di sisi lain, Apple saat ini dilaporkan sedang kesulitan mengatasi program diskon baterai karena kehabisan unit baru di sebagian besar toko. Program diskon baterai iPhone ini berlaku sepanjang 2018.
(Dam/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â